SuaraKaltim.id - Madu kelulut merupakan salah satu jenis madu yang populer oleh masyarakat di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Meski jarang terdengar, rupanya madu dari jenis serangga Meliponini ini mulai banyak digemari oleh masyarakat di luar Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Uniknya, madu kalulut ini dihasilkan dari lebah yang tidak mempunyai sengat karena ia tidak memiliki organ yang menghasilkan sengat.
Selain itu, penyebutan nama pada masing-masing daerah bisa jadi berbeda. Misalnya di Jawa dikenal sebagai madu klenceng. Kemudian di Sumatera Barat (Sumbar) disebut madu galo-galo dan di Sulawesi Selatan (Sulsel) disebut madu emuk.
Baca Juga:Mengintip Keseharian Suku Dayak Basap di Desa Wisata Teluk Sumbang
Khasiat dari madu kalulut ini tentu sangat banyak dan bermanfaat bagi kesehatan. Misalnya untuk memperkuat imun tubuh.
Madu ini juga berkhasiat untuk penyembuhan luka dan TBC, mencegah kanker, antivirus, dan lainnya.
Di sisi lain, budidaya lebah madu kelulut di lahan gambut menjadi peluang terbaik bagi masyarakat di sekitar hutan.
Khususnya oleh warga di desa wisata Dumaring, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim)
Di desa wisata Dumaring, banyak masyarakat ikut membudidayakannya. Masyarakat yang ini tergabung dalam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Lalimut Dumaring.
Baca Juga:Souvenir Unik Desa Wisata Teluk Sumbang, Ada Kulit Kerang hingga Anyaman
Kemudian, di desa wisata Dumaring ini para pengunjung dikenalkan mengenai seluk beluk budidaya madu kelulut.
Dimulai dengan belajar tentang varian jenis lebah kelulut beserta tanaman sumber makanannya, kotak budidaya madu, proses panen dan lainnya.
Para pengunjung atau peserta juga bisa merasakan langsung khasiat madu kelulut segar di lokasi budidaya.
Kontributor: Maliana