CN mengatakan, program pembelian kalender tersebut baru dilaksanakan tahun ini.
"Kalau promosi sekolah kan tidak harus beli kalender, bisa juga dengan buka stand atau booth di beberapa acara atau pameran," ungkapnya.
Dari informasi yang dia dapat, ada satu kelas yang sepakat untuk tidak membeli kalender itu.
"Harganya Rp 55 ribu, kalau cuma Rp 20 - 30 ribu, anak-anak tidak protes. Ngga sesuai dengan barangnya bilang. Sampe ada guru yang bilang anggap saja sedekah. Lalu anak-anak bilang, beda dong sedekah sama disuruh beli kalender," tutupnya.
Baca Juga:2 Lokasi di Kota Samarinda Sering Digunakan Kampanye Rapat Umum Pemilu 2024
CN juga menyampaikan bahwa sebelumnya tidak ada sosialisasi yang mengharuskan untuk membeli kalender sekolah tersebut.