SuaraKaltim.id - Orang Basap merupakan salah satu rumpun Suku Dayak, di Kalimantan Timur (Kaltim) yang tinggal di wilayah Bontang dan Sangkulirang. Orang Basap ini dikenal sebagai salah satu sub rumpun dari Suku Dayak yang memiliki mata sipit seperti orang Cina.
Menurut cerita, ada kejadian yang melatarbelakangi keturunan orang Basap ini menjadi sipit seperti orang Cina. Awalnya, di Tepian Batu atau Kutai Lama, Kalimantan Timur, berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kutai Kartanegara.
Kerajaan ini didirikan oleh Maharaja Aji Batara Agung Dewa Sakti yang memerintah dari tahun 1300-1325 Masehi. Konon, sang Maharaja gemar bermain sabung ayam. Ia mempunyai seekor ayam jantan yang sakti bernama Ujung Perak Kemudi Besi yang selalu menang dalam setiap pertarungan.
Namanya pun sudah terkenal hingga ke luar negeri karena ayam jago itu telah mengalahkan ayam jago milik raja-raja dari Jawa, Brunei, dan lainnya. Akhirnya, kesaksian Ujung Perak Kemudi terdengar ke negeri Cina hingga Pangeran Cina ingin menjajal kesaktian ayam jago milik sang Maharaja itu.
Baca Juga:Cara Memainkan Sape, Alat Musik Tradisional yang Mirip Gitar
Sang pangeran Cina datang dengan ratusan awak kapal dan pasukan menuju Kutai dengan menggunakan sebuah kapal besar dan membawa 15 ekor ayam jago miliknya yang paling unggul.
Setelah sampai, sang Maharaja Kutai Kartanegara sempat ragu karena Pangeran Cina itu membawa 15 ayam jago dan ia merasa ayam jagonya akan kewalahan menghadapi semua ayam jago tersebut.
Namun karena yakin dengan kesaktian Ujung Perak Kemudi Besi, ia pun menerima tantangan Pangeran Cina itu.
Gelanggang sabung ayam di depan istana pun disiapkan hingga banyak rakyat Kutai dan yang datang untuk menyaksikan jalannya pertarungan itu.
Satu persatu ayam jago milik Pangeran Cina berhasil dikalahkan oleh Ujung Perak Kemudi Besi hingga sampai di ayam jago terakhirnya.
Baca Juga:Sejarah Musik Sape Menurut Mitologi Suku Dayak
Saat itu, pangeran Cina menaikkan taruhannya dengan kapal dan seluruh isinya tetapi ia meminta sang Maharaja juga mempertaruhkan kerajaan beserta isinya.
Akhirnya, kemenangan pun diperoleh Ujung Perak Kemudi Besi dan pangeran Cina beserta rombongannya harus menyerahkan kapal dan seluruh isinya.
Namun di malam terakhir rombongan dari Cina diperbolehkan tidur di kapal, mereka berencana untuk kabur dan sang Maharaja yang mendengar rencana itupun hanya diam.
Menurut sang Maharaja, mereka akan mendapat musibah di tengah laut dan benar saja tiba-tiba angin puting beliung datang mendekat ke arah kapal yang mereka tumpangi dan membuat lautnya kering.
Akhirnya, kapal itu berubah menjadi batu, Pangeran Cina dan prajuritnya tinggal di sekitar tempat itu. Mereka kemudian berbaur dengan penduduk setempat, yakni orang-orang suku Dayak Punan hingga terjadi perkawinan.
Keturunan orang-orang Cina dan suku Dayak Punan itu kemudian dikenal sebagai Orang Basap.
Kontributor: Maliana