SuaraKaltim.id - Bagi sebagian besar masyarakat Kalimantan sangat familiar dengan kue talam atau wadai talam. Kudapan basah itu selalu hadir di bulan Ramadan. Hampir di seluruh penjuru kota Kalimantan tanpa terkecuali Balikpapan.
Salah satunya Wadai Talam Nenk Rhumi yang turut menjanjakan kue basah untuk hidangan berbuka puasa. Lokasinya di Jalan Letjend S Parman atau Gunung Guntur, wadai talam sudah tersedia usai salat dzuhur.
Herman Purnomo, pemilik Wadai Talam Nenk Rhumi mengaku selama Ramadan ini omzet mereka cukup meningkat dibandingkan hari biasanya. Dalam sehari hampir 50-an loyang ludes terjual.
Dalam satu loyang dipotong menjadi 16 bagian. Satu potong dijual Rp 13 ribu. Jika dihitung, omzet Wadai Talam Nenk Rhumi bisa tembus hingga Rp 10 juta per harinya
Baca Juga:Ramadan Aman dan Kondusif, Polresta Samarinda Fokus Penertiban Balap Liar dan Sahur On The Road
"Kalau hari biasa juga jualan, cuma 6 loyang saja. Kalau Ramadan ini alhamdulillah bisa 10 kali lipat. Ya, 50 loyang," kata Herman kepada SuaraKaltim.id, dikutip Selasa (19/03/2024).
Beragam jenis varian wadai talam yang dijual lebih dari 10 varian. Mulai dari lapis india, amparan tatak, kue lapis, sari muka, hingga kararaban. Tentu yang menjadi best seller atau terlaris yaitu amparan tatak.
Herman sudah berjualan sejak tahun 2012 lalu. Dia bersama istri mulanya hanya berjualan di Pasar Ramadan saja. Lama kelamaan mereka memilih membuka gerai sendiri di Gunung Guntur Balikpapan.
"Kalau setiap Ramadan kita buka di tiga gerai. Selain di sini, juga ada di pasar Ramadan," kata Herman.
Tak mudah membuat wadai talam. Butuh kesabaran tingkat dalam demi mendapatkan hasil dengan citarasa yang khas. Sejak pukul 8 malam proses pembuatan dimulai hingga pagi.
Baca Juga:Bejat! Pria di Balikpapan Cabuli Bocah 4 Tahun di Tempat Sepi
Suharto, salah satu pembeli mengaku sangat menyukai wadai talam. Selain harga yang terjangkau, rasa yang disajikan menurutnya sangat cocok dengan lidah.
"Sudah lama langganan di sini. Memang enak dan rasanya pas. Murah juga dibandingkan tempat lain," jelasnya.
Kontributor : Arif Fadillah