Bob Jengea, Upacara Adat Syukuran Panen Padi Ala Suku Adat Dayak Wehea

Bob Jengea merupakan tradisi adat rutin yang digelar oleh masyarakat suku Dayak Wehea.

Denada S Putri
Kamis, 21 Maret 2024 | 04:00 WIB
Bob Jengea, Upacara Adat Syukuran Panen Padi Ala Suku Adat Dayak Wehea
Bob Jengea, Upacara Adat Syukuran Panen Padi Ala Suku Adat Dayak Wehea. [Ist]

SuaraKaltim.id - Masyarakat adat Dayak penuh dengan banyak tradisi perayaan di setiap momen penting dalam hidupnya.

Salah satu momen penting tersebut adalah perayaan syukuran atas panen padi yang melimpah ruah. Dalam adat Dayak, ada berbagai macam sub suku Dayak yang memiliki nama berbeda-beda untuk perayaan adatnya.

Di Kalimantan Timur (Kaltim), upacara adat tersebut bernama Bob Jengau, yaitu upacara adat panen padi ala suku Dayak Wehea.

Bob Jengea merupakan tradisi adat rutin yang digelar oleh masyarakat suku Dayak Wehea setelah panen padi.

Baca Juga:Beredar Video Masyarakat Adat Dayak Protes Dipaksa Bongkar Rumah untuk IKN: Ini Tanah Saya!

Biasanya, tradisi Bob Jengea digelar setiap tahunnya untuk memaknai dan menghormati rasa syukur masyarakat Dayak Wehea kepada dewi padi karena telah menghasilkan padi atau panen padi.

Selain itu, Bob Jengea juga digelar sebagai bentuk solidaritas kebersamaan masyarakat suku Wehea untuk rasa terima kasih serta bentuk penghargaan mereka kepada para leluhur dan pencipta mereka.

Biasanya, tradisi Bob Jengea dilakukan secara besar-besaran di malam hari. Bahkan menjelang malam saat acara berlangsung, masyarakat Dayak Wehea dari desa lain akan datang.

Mereka akan ramai-ramai mengunjungi desa yang akan melaksanakan tradisi Bob Jengea untuk menari bersama di lapangan desa.

Uniknya, perayaan tradisi masyarakat suku Dayak Wehea ini dilaksanakan secara bergiliran dari berbagai desa.

Baca Juga:Luas Panen Padi di Kaltim Turun 12%, Produksi Beras Berkurang 5% di Tahun 2023

Warga desa yang melaksanakan tradisi ini biasanya menyiapkan rumah serta sajian makanan untuk menyambut kedatangan para tamu suku Dayak Wehea dari desa lain.

Kemudian saat acara puncak Bob Jengea dilaksanakan, masyarakat suku Dayak Wehea akan menggunakan pernak-pernik tarian.

Pernak-pernik tersebut biasanya seperti baju dan topi adat yang dipakai kemudian mereka bersama-sama menari mengelilingi lapangan hingga beberapa putaran.

Dalam melakukan prosesi adat tarian ini, seluruh masyarakat adat diperbolehkan untuk ikut menarik, baik anak-anak, pria atau wanita, dari yang muda hingga tua juga bisa ikut menari di lapangan tersebut.

Tarian tersebut dibawakan dengan unik, dengan beberapa penari berteriak mengikuti alunan musik yang membuat para penonton ramai mengunjungi lapangan untuk menonton tarian tersebut.

Bob Jengea sendiri merupakan puncak acara dari serangkaian Upacara Adat Lom Plai yang menjadi bentuk penghormatan kepada Dewi Padi Long Diang Yung.

Pada tahun 2023 kemarin, puncak acara Lom Plai yakni Bob Jengea dilaksanakan di Desa Nehas Liah Bing Selsa pada 2 Mei 2023.

Acara ini merupakan gabungan dari enam desa yang ada di wilayah Kecamatan Muara Wahau, yakni Desa Bea Nehas, Desa Diak Lay, Desa Dea Beq, Desa Long Wehea, Desa Diak Leway, dan Desa Nehas Liah Bing.

Perayaan Bob Jengea ini dilakukan dari pagi hari, dengan kegiatan di antaranya yakni Naq Pluq atau memasak lemang dan beangbit (kue khas Wehea yang dimasak dalam bambu).

Biasanya, masing-masing keluarga membuat lemang dan kue dari tepung beras baru yang berasal dari padi yang baru dipanen.

Setelah perayaan Bob Jengea, maka beras baru boleh ditumbuk menjadi tepung untuk selanjutnya beras boleh ditanak (dimasak) bercampur dengan ubi, jagung dan lain-lain.

Selama puncak acara ini, ada beberapa kegiatan yang dilangsungkan juga seperti ritual Adat Embos Min atau pembersihan kampung.  

Kontributor: Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak