NasDem dan PKS Merapat ke Rudy-Seno, Isran-Hadi di Mata Pengamat: Kurang Lincah

Budiman mengatakan, NasDem dan PKS tentu ingin mempertahankan eksistensinya ke depan.

Denada S Putri
Senin, 15 Juli 2024 | 14:00 WIB
NasDem dan PKS Merapat ke Rudy-Seno, Isran-Hadi di Mata Pengamat: Kurang Lincah
Kolase foto Rudy Mas'ud-Seno Aji dan Isran Noor-Hadi Mulyadi. [Ist]

SuaraKaltim.id - Partai NasDem dan PKS mengalami perubahan arah politik dengan merapat ke kubu Rudy Mas'ud dan Seno Aji dalam Pilgub Kaltim 2024, setelah Isran Noor dan Hadi Mulyadi meninggalkan mereka.

Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Budiman menilai, hal tersebut bisa menjadi faktor berlabuhnya Nasdem-PKS ke kubu Rudy Mas'ud dan Seno Aji di Pilgub Kaltim 2024.

"Faktornya cukup tinggi itu, ketika Isran Noor dan Hadi Mulyadi, meninggalkan dua partai tersebut, sehingga NasDem dan PKS merapat ke Rudy Mas'ud dan Seno Aji," jelasnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (15/07/2024).

Bicara soal hubungan PKS dan Hadi Mulyadi, dulunya sangat mengikat. Hadi pernah menjabat sebagai Ketua DPW PKS Kaltim, serta anggota Dewan Majelis Syuro PKS. 

Baca Juga:Meski Rival Unggul Dukungan, Isran-Hadi Terus Lobi Parpol untuk Pilgub Kaltim 2024

Budiman menjelaskan bahwa Hadi Mulyadi sebelumnya memiliki keterikatan yang kuat dengan PKS, menjabat sebagai Ketua DPW PKS Kaltim dan anggota Dewan Majelis Syuro PKS. Namun, konflik internal membuatnya meninggalkan PKS pada tahun 2019.

Isran Noor juga meninggalkan Partai NasDem pada November 2023, di mana ia menjabat sebagai Ketua DPD Partai NasDem Kalimantan Timur sebelumnya.

Dalam surat pengunduran dirinya, tertulis alasan bahwa Isran memiliki kesibukan dalam beberapa kegiatan yang berada di luar Kota Samarinda. Surat pengunduran dirinya itu ditandatangani pada 10 November 2023. 

Menurut Budiman, Rudy Mas'ud dan Seno Aji berhasil memanfaatkan peluang yang ada dengan cerdik, memperkuat posisi mereka di arena politik Kaltim.

"Pastinya Rudy Mas'ud dan Seno Aji memanfaatkan peluang ini, di situlah kecerdikannya," beber Budiman.

Baca Juga:Rudy Mas'ud Pastikan Tak Ada Strategi Kotak Kosong di Pilgub Kaltim

NasDem dan PKS kini berada dalam upaya mempertahankan eksistensi mereka di Pilgub Kaltim 2024. Keduanya harus bekerja keras untuk tetap relevan di daerah, terutama setelah tidak bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Budiman mengatakan, NasDem dan PKS tentu ingin mempertahankan eksistensinya ke depan. Kedua partai tersebut memiliki penilaian serta pandangan, soal figur dan potensi kemenangan yang akan dicapai pada kontestasi politik November mendatang.

"Lima tahun kedepan cukup lama. Untuk tetap eksis, perlu dukungan dari banyak pihak. Nasdem dan PKS harus kerja keras karena tidak masuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Agar tetap bertahan di daerah, ya mereka harus berkoalisi dengan eksekutif terpilih," ucap Budiman.

Budiman juga mengomentari bahwa pasangan Rudy Mas'ud dan Seno Aji telah mendapatkan dukungan dari enam partai politik utama, dengan total 42 kursi, sementara Isran-Hadi belum mendapat dukungan politik serupa.

"Saya merasa, pergerakan Isran-Hadi kurang lincah, terlena dengan calon lainnya. Kemudian, sayang sekali mereka tidak memanfaatkan peluang independen, padahal sudah mengumpulkan banyak surat dukungan," paparnya.

Meski begitu, peluang Isran-Hadi mendapatkan tiga partai yang tersisa masih ada, diantaranya PDIP, PPP, dan Demokrat. Budiman berpendapat, survei elektabilitas mereka bisa dijadikan senjata untuk merayu ketiga partai tersebut.

"Berkaca dengan hasil survei, popularitas serta elektabilitas Isran-Hadi di mata masyarakat Kaltim kan masing tinggi. Artinya, itu bisa menjadi pertimbangan untuk meyakinkan partai tersisa," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini