Masa Depan Nusantara: Dari Pusat Administrasi ke Mercusuar Kebudayaan

Adapun, kuliah umum ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para mahasiswa.

Denada S Putri
Selasa, 08 Oktober 2024 | 17:52 WIB
Masa Depan Nusantara: Dari Pusat Administrasi ke Mercusuar Kebudayaan
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid saat menjadi pembicara di Unmul. [Suara.com/Denada S Putri]

"Dengan menghindari homogenisasi budaya dan merangkul kearifan lokal, Nusantara dapat menjadi pusat peradaban yang tidak hanya kaya budaya, tetapi juga unggul dari aspek penelitian ilmiah di kancah dunia," kata pria yang pernah menjadi tim pengajar di Institut Kesenian Jakarta ini.

Kebudayaan sebagai Investasi

Hilmar juga menyoroti bahwa kebudayaan harus dipandang sebagai investasi jangka panjang yang memberikan dampak pengganda bagi sektor ekonomi dan ilmu pengetahuan.

“Ketika kita berinvestasi dalam bidang kebudayaan, kita berinvestasi dalam dalam hal yang sangat fundamental bagi kesejahteraan bangsa. Kebudayaan dapat menjadi potensi ekonomi yang  luar biasa melalui pengelolaan sumber daya genetik yang besar. Hutan tidak hanya dilihat sebagai lahan semata, tapi juga memiliki kekayaan biokultural yang memiliki potensi memperkuat Indonesia di sektor welness industry " ujarnya. 

Kebudayaan, katanya, bukan sekadar warisan yang dilestarikan, tetapi juga modal penting dalam menghadapi tantangan masa.

Baca Juga:MenPANRB: Pemindahan ASN ke IKN Bergantung pada Keputusan Presiden Prabowo

Di sini Ia menekankan bahwa konsolidasi yang kuat antar stakeholder baik itu dari level terkecil seperti komunitas lokal, hingga komunitas ilmiah melalui akademisi dan perguruan tinggi, sangat krusial dalam membangun ekosistem kebudayaan Nusantara.

Komunitas sebagai penjaga pengetahuan lokal, sedangkan perguruan tinggi adalah pusat inovasi yang dapat membantu kebudayaan beradaptasi dengan perkembangan zaman. 

Adapun, kuliah umum ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para mahasiswa untuk lebih peduli dan berperan aktif, khususnya, dalam melestarikan kebudayaan Indonesia serta menjadikan kebudayaan sebagai kekuatan yang memperkuat identitas dan daya saing bangsa di kancah global.

Kuliah umum yang dihadiri oleh ratusan peserta ini juga menjadi wadah diskusi yang produktif, di mana para mahasiswa dan pelaku budaya lokal saling bertukar pandangan tentang tantangan dan peluang dalam mengembangkan kebudayaan Indonesia.

"Bahwa tantangan modernitas, seperti digitalisasi dan urbanisasi, harus dilihat sebagai peluang untuk memperkuat kebudayaan Indonesia, bukan sebagai ancaman," tuturnya.

Baca Juga:IKN Proyek Rakyat Disebut Dusta, Jejak Digital Jokowi Bentuk Tim Diam-diam untuk Kaji IKN Viral

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini