SuaraKaltim.id - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) gencar melakukan sosialisasi dan menggandeng berbagai pihak dari lintas sektor (linsek) dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit difteri di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Diskes Kaltim Fit Nawati, Jumat (18/10/2024) kemarin. Dia mengatakan, pihaknya kini sedang berkolaborasi menyamakan persepsi dengan berbagai pihak terkait.
"Seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta pemangku kepentingan lainnya," ujarnya, dikutip dari ANTARA, Minggu (20/10/2024).
Menurut dia, kolaborasi tersebut bertujuan untuk memastikan penanganan difteri lebih terpadu dan efektif. Pihaknya mengajak semua pihak untuk bekerja sama agar penanganan difteri lebih cepat dan tepat sasaran.
Baca Juga:Pemprov Kaltim Minta Perusahaan Salurkan CSR untuk Program Penurunan Stunting
Dia juga menekankan, pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan difteri. Dia juga menjelaskan siapa saja yang digandeng.
"Kami menggandeng kader PKK, kader posyandu, dan berbagai elemen masyarakat untuk menyebarkan informasi terkait difteri," ucapnya.
Dia mengimbau, masyarakat agar memanfaatkan berbagai sumber informasi yang tersedia, termasuk media sosial, untuk meningkatkan pemahaman tentang difteri.
"Informasi mengenai difteri, termasuk gejala dan pencegahannya, dapat diakses dengan mudah melalui berbagai media. Kami berharap masyarakat aktif mencari informasi dan menyebarkannya kepada orang lain," katanya.
Lebih lanjut, Fit Nawati menjelaskan bahwa gejala difteri antara lain sakit tenggorokan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Penderita difteri juga dapat mengalami nyeri saat menelan.
Baca Juga:Disnakertrans Kaltim Perkuat Implementasi Jaminan Kehilangan Pekerjaan bagi Buruh Ter-PHK
"Meskipun difteri dapat menyebabkan komplikasi serius, namun penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi," sebutnya.
Lebih lanjut, dia menyebut, masyarakat untuk memastikan status imunisasi diri dan keluarga, terutama anak-anak.
"Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah difteri," ujarnya.
Terkait sistem rujukan pasien, Fit Nawati menjelaskan bahwa sistem rujukan BPJS Kesehatan berjenjang dan berdasarkan wilayah. Rujukan dilakukan secara bertahap, mulai dari puskesmas, kemudian rumah sakit tipe C, D, dan terakhir tipe B.
"Sistem rujukan ini bertujuan untuk memastikan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatannya," imbuhnya.
Dia juga menyoroti pentingnya pemilahan pasien yang akan dirujuk. Petugas kesehatan harus dapat memilah pasien mana yang perlu dirujuk dan mana yang tidak.
Terkait penanganan kasus difteri di Kaltim, Fit Nawati menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan angka kematian. Pihaknya berharap tidak ada peningkatan kasus terkait difteri dan dapat segera ditangani dengan baik.
"Rujukan hanya dilakukan jika kondisi pasien memerlukan penanganan lebih lanjut yang tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama," tuturnya.