Dalam forum itu, Ivan menunjukkan dua botol plastik berisi bensin berwarna cokelat kehitaman.
“Saya tidak perlu menjadi orang pintar, saya juga tidak ada keahlian, untuk mengetes ini oplosan atau tidak. Warnanya itu sudah cukup memperlihatkan ke kita lah,” katanya sambil mengangkat dua botol tersebut.
Sebagai driver selama delapan tahun, ia meyakini bahwa warna BBM yang biasa ia gunakan tidak pernah seperti itu.
![Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kaltim membahas fenomena motor brebet akibat dugaan BBM bermasalah, Rabu (09/04/2025). [SuaraKaltim.id/Giovanni Gilbert]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/09/40796-rdp-dprd-kaltim-bahas-fenomena-motor-brebet-akibat-bbm-bermasalah-suarakaltimidgiovanni-gilbert.jpg)
Ia juga mempertanyakan tindak lanjut dari berbagai hasil uji laboratorium yang sudah dilakukan, sebab temuan di lapangan tidak sesuai dengan kondisi nyata yang dialami oleh ratusan rekannya.
Baca Juga:Rp 10 Miliar untuk Wifi Gratis, Apa Saja yang Didapat Warga Desa Kaltim?
“Artinya jangan sampai hasil uji lab ini malah menjadikan kita ini malah makin simpang siur. Nanti, Pertamina ngomongnya hasil labnya clean and clear misalkan, tapi rakyat masih merasakan brebet,” tegas Ivan.
Ia menuntut adanya bentuk tanggung jawab yang nyata dari pihak-pihak terkait, termasuk kompensasi terhadap konsumen yang dirugikan.
Bahkan, komunitasnya sampai harus patungan memperbaiki motor seorang ibu agar ia bisa kembali bekerja.
“Selama ini kan sibuk di media nih semuanya bikin-bikin klarifikasi. Yang kami mau sebenarnya apa bentuk tanggung jawabnya?,” tuturnya.
Pendapat Ivan turut diperkuat oleh Erwin, pemilik bengkel di kawasan Sambutan.
Baca Juga:Saat Motor Brebet Jadi Isu Publik, Pemerintah Dinilai Gagal Jaga Komunikasi Krisis
Ia mengungkapkan bahwa menjelang Lebaran, banyak pelanggannya datang dengan keluhan motor brebet, terutama pada jenis motor injeksi.