Rumput Zoysia Dirawat Khusus, Stadion Segiri Bersolek Usai Liga 1

Perawatan tersebut menjadi krusial mengingat jenis rumput yang digunakan di stadion, yakni Zoysia Matrella, memerlukan perlakuan khusus.

Denada S Putri
Minggu, 08 Juni 2025 | 17:23 WIB
Rumput Zoysia Dirawat Khusus, Stadion Segiri Bersolek Usai Liga 1
Foto udara Stadion Segiri Samarinda. [Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Setelah menjadi saksi perjuangan Borneo FC Samarinda selama satu musim penuh di ajang BRI Liga 1 2024/2025, Stadion Segiri kembali memasuki fase perawatan menyeluruh.

Momen ini sekaligus menjadi waktu strategis untuk memastikan kesiapan stadion menghadapi musim kompetisi yang akan datang.

Borneo FC menutup musim dengan pencapaian finis di posisi kelima klasemen akhir, mengoleksi 56 poin dari 16 kemenangan, 8 kali imbang, dan 10 kekalahan.

Usai kompetisi resmi ditutup, perhatian pun kini beralih ke kondisi fisik stadion yang sempat mengalami tekanan cukup tinggi selama musim berjalan.

Baca Juga:Borneo FC vs Persija: Siapa yang Akan Melaju ke Final?

Kepala UPTD GOR Segiri Samarinda, Aspian Nuur, mengungkapkan bahwa pemeliharaan lapangan saat ini masih menjadi tanggung jawab kontraktor.

Proses ini berlangsung seiring masa libur kompetisi dan didukung pengajuan anggaran tambahan dari pengelola.

Hal itu disampaikan Aspian, Kamis, 5 Juni 2025.

“Selama masa libur kompetisi ini, stadion masih dalam masa perawatan oleh kontraktor. Kami juga ikut memelihara sambil menunggu anggaran perawatan tambahan yang sedang kami ajukan melalui anggaran perubahan,” jelas Aspian, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 8 Juni 2025.

Perawatan tersebut menjadi krusial mengingat jenis rumput yang digunakan di stadion, yakni Zoysia Matrella, memerlukan perlakuan khusus.

Baca Juga:Gavin Kwan Adsit Kembali ke Borneo FC, Ari Maring Diperkenalkan sebagai Rekrutan Anyar

Sensitivitas tinggi terhadap air dan pemangkasan yang harus disesuaikan dengan siklus pertumbuhan, menjadikan pengelolaan rumput sebagai pekerjaan teknis yang tak bisa dianggap sepele.

“Perawatannya kompleks. Sedikit saja tergenang, rumput bisa mati. Jadi kita butuh tenaga ahli untuk memotong dan merawatnya sesuai siklus,” tambahnya.

Selain kondisi lapangan, proses administrasi berupa serah terima dari Kementerian PUPR pun masih berjalan.

Beberapa perbaikan minor masih dikebut oleh kontraktor hingga akhir Juni 2025, seiring berjalannya masa perawatan yang dimulai sejak Januari lalu selama enam bulan.

Tidak hanya menyasar perbaikan fisik stadion, pihak pengelola juga mengingatkan pentingnya kesadaran publik dalam merawat fasilitas bersama.

Kesadaran kolektif dibutuhkan agar stadion tetap layak dan terjaga, terutama untuk fasilitas umum seperti toilet.

“Kami mengimbau masyarakat agar turut menjaga fasilitas ini. Walau dikelola pemerintah, kita harus rawat bersama,” ucap Aspian.

Stadion Segiri tak hanya berperan sebagai kandang bagi Borneo FC, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan masyarakat Samarinda.

Dengan perawatan berkelanjutan dan partisipasi semua pihak, stadion ini diharapkan bisa terus mendukung kemajuan sepak bola daerah serta menjadi venue yang siap menyambut kompetisi musim depan.

Di Usia 18, Rizdjar Tembus Skuad Senior Borneo FC: Impian Jadi Nyata

Memasuki musim BRI Liga 1 2024/2025, Borneo FC memberi ruang bagi darah muda untuk unjuk gigi.

Salah satunya adalah Rizdjar Nurviat Subagja, pemain asal Cirebon kelahiran 2 Januari 2006, yang kini menjadi bagian dari skuad utama ‘Pesut Etam’.

Menempati posisi bek kanan, Rizdjar tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

Ia mengungkapkan kebahagiaannya bisa bergabung dengan tim senior, menyebut momen tersebut sebagai perwujudan mimpi masa kecil.

“Perasaan pasti senang, ada kebanggaan tersendiri. Sejak kecil tujuan saya memang ingin jadi pemain sepak bola profesional, dan alhamdulillah bisa terwujud tahun ini,” ucapnya, dikutip dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 8 Juni 2025.

Dengan postur 177 cm, Rizdjar berbagi cerita mengenai tantangan di level senior, yang menurutnya berbeda signifikan dibandingkan saat bermain di level usia muda.

“Perbedaan paling terasa di intensitas permainan. Liga 1 itu keras, banyak pemain berpengalaman, jadi mereka tahu bagaimana bermain dengan baik. Di junior juga keras, tapi di level ini harus lebih siap fisik dan mental,” katanya.

Soal posisi, Rizdjar menegaskan dirinya cukup fleksibel.

Ia pernah dimainkan sebagai bek tengah dan tidak merasa kesulitan ketika diminta beradaptasi oleh pelatih.

“Adaptasi tidak terlalu sulit, karena saya juga pernah bermain sebagai bek tengah. Yang penting saya bisa mengikuti skema pelatih dan menjaga komunikasi dengan pemain lain di lapangan,” jelasnya.

Rizdjar juga menyoroti perjalanan tim yang sempat terseok di pertengahan musim, namun berhasil kembali ke jalur persaingan lewat perbaikan internal.

“Awal musim kita sempat berada di papan atas. Tapi di pertengahan musim ada sedikit kesulitan yang membuat peringkat turun. Setelah evaluasi, motivasi kami meningkat dan kerja sama tim jadi lebih solid. Sekarang kondisi tim jauh lebih baik,” tambahnya.

Secara pribadi, ia tetap menargetkan menit bermain sebanyak mungkin sebagai bagian dari proses pembuktian diri.

“Target saya sejak awal musim tidak berubah: bermain sebanyak mungkin. Kalau belum terwujud musim ini, saya yakin masih ada kesempatan di musim depan. Saya akan terus buktikan kemampuan saya di latihan,” ujarnya.

Meski usianya masih muda, Rizdjar menyisipkan pesan penting bagi para calon pesepak bola yang ingin mengikuti jejaknya.

“Harus giat latihan dan jangan lupa minta doa dari orang tua. Dukungan keluarga itu penting. Dan yang utama, jangan berhenti berdoa,” pesannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini