Belum Usai! Dinkes Bontang Siapkan Antisipasi Covid-19 & Penyakit Menular Lain

Instruksi ini juga berlaku di sektor industri dan perusahaan, yang diharapkan lebih disiplin dalam memantau kondisi kesehatan tamu atau karyawannya.

Denada S Putri
Kamis, 12 Juni 2025 | 17:29 WIB
Belum Usai! Dinkes Bontang Siapkan Antisipasi Covid-19 & Penyakit Menular Lain
Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe. [KlikKaltim.com]

"Komorbid pasien ini sudah membaik dan keluhan respiratorik sudah tidak ada lagi, maka yang bersangkutan dibolehkan pulang," ujar dr Yanti, disadur dari ANTARA, Rabu, 11 Juni 2025.

Meski demikian, satu pasien lainnya masih menjalani perawatan karena kondisi medis penyerta yang membutuhkan penanganan lanjutan.

"Kondisi pasien kedua ini stabil dan jika terus membaik kemungkinan besar juga akan segera dipulangkan," jelas Yanti.

Sebagai langkah antisipatif, pihak rumah sakit terus melakukan skrining dan pemantauan terhadap pasien yang dirawat inap, termasuk mendeteksi potensi varian baru yang saat ini beredar di tengah masyarakat.

Baca Juga:Balikpapan Gencarkan Gotong Royong Lawan Covid-19 dan Cuaca Ekstrem

“Sesuai data terkini, varian Covid-19 yang saat ini beredar merupakan turunan dari varian Omicron,” ucapnya.

Gejala varian ini, menurut Yanti, menyerupai flu berat dengan ciri-ciri seperti demam tinggi, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, mata merah, dan mual.

Dalam menghadapi dinamika penyebaran virus, Yanti mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun tidak lengah.

Ia menekankan pentingnya langkah pencegahan dasar seperti memakai masker saat mengalami gejala flu, menjaga kebersihan, serta menjalani pola hidup sehat.

"Kami petugas kesehatan medis akan bekerja sebaik mungkin untuk menjaga keselamatan pasien kami," tegasnya.

Baca Juga:Belum Tentu Varian Baru Covid-19, Tapi Dinkes Kaltim Siapkan Antisipasi Dini

Yanti juga mengingatkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan sangat penting untuk menghindari penularan lanjutan, terutama dengan hadirnya varian baru yang meskipun tidak separah gelombang sebelumnya, tetap memiliki potensi risiko bagi kelompok rentan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak