Kaltim Genjot Pemerataan Pembangunan hingga Pelosok 3T

Pemprov pun aktif melakukan evaluasi secara berkala agar program ini menyentuh seluruh warga yang membutuhkan.

Denada S Putri
Sabtu, 05 Juli 2025 | 20:19 WIB
Kaltim Genjot Pemerataan Pembangunan hingga Pelosok 3T
Ilustrasi fasilitas pendidikan di wilayah 3T. [Ist]

Mulai dari harga bahan pokok di seluruh pasar daerah, prakiraan cuaca hingga tingkat desa, layanan transportasi antarkabupaten, hingga program-program strategis seperti pendidikan gratis dan internet desa.

“Aplikasi ini memuat banyak hal. Salah satunya informasi harga kebutuhan pokok di seluruh pasar yang ada di Kaltim. Data ini akan diperbarui setiap hari,” jelas Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal, dikutip Sabtu, 5 Juli 2025.

Masyarakat nantinya juga bisa mengakses data real-time dari BMKG serta jadwal moda transportasi lintas wilayah.

Fitur ini menjadi jawaban bagi warga lokal maupun pendatang untuk merencanakan perjalanan di wilayah Kaltim yang luas dan beragam kondisi geografisnya.

Baca Juga:Sekolah Rakyat Butuh Lahan 8 Hektare, Daerah di Kaltim Mulai Bergerak

“Mulai dari jadwal bus, harga tiket kapal, hingga rutenya tersedia meski belum bisa interaktif,” ujar Faisal.

Tak hanya soal mobilitas, aplikasi SAKTI juga menjadi rumah informasi berbagai program unggulan Pemprov Kaltim, termasuk Gratispol—program pendidikan dan kesehatan gratis, akses internet desa, serta distribusi seragam gratis dan beasiswa.

“Berbagai program strategis pemerintah akan tersedia di satu platform ini, termasuk info seputar program seragam gratis, beasiswa, dan lainnya,” sambungnya.

Peluncuran aplikasi ini tinggal menunggu tahap akhir persetujuan di Google Play Store dan App Store.

Target awal peluncuran direncanakan pada Juni 2025, meskipun fitur yang tersedia masih akan berkembang bertahap.

Baca Juga:Seleksi Direksi BUMD Kaltim 2025 Resmi Dibuka, Ini Syarat Lengkapnya

“Izinnya sudah keluar. Kami menunggu sistemnya naik di Play Store. Semoga bulan ini sudah bisa diluncurkan, meskipun belum sempurna,” kata Faisal.

Internet Desa: Langkah Paralel Mewujudkan Konektivitas

Program digitalisasi ini berjalan beriringan dengan misi besar lainnya: pemerataan jaringan internet di desa-desa. Target 841 desa tersambung jaringan tahun ini terus dikejar, melalui kombinasi pembiayaan APBD murni dan perubahan.

“Kalau dalam sebulan ada sekitar 24 hari kerja, staf kami rata-rata menyelesaikan enam desa per hari. Lumayan cepat,” ungkap Faisal.

Namun, tantangan tidak sedikit. Ratusan desa masih belum memiliki pasokan listrik—hal paling dasar untuk mewujudkan koneksi digital.

“Masih ada lebih dari seratus desa yang bahkan belum teraliri listrik. Kalau listrik enggak ada, apalagi sinyal. Itu problem utama kami,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini