SuaraKaltim.id - Upaya Pemerintah Kota Balikpapan untuk memperluas akses pendidikan tanpa biaya kini menyasar sekolah swasta.
Mulai tahun ajaran 2025/2026, sebanyak 13 sekolah swasta mitra ditetapkan sebagai pelaksana program sekolah gratis, menyasar siswa baru yang tidak tertampung di sekolah negeri.
Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam mendapatkan hak pendidikan, terlepas dari status sekolahnya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Irfan Taufik, pada Senin, 14 Juli 2025.
Baca Juga:6 Bulan, Imigrasi Balikpapan Sumbang Rp 12 Miliar PNBP ke Negara
“Setiap siswa di sekolah mitra memperoleh subsidi operasional Rp 150 ribu per bulan dan bantuan uang pangkal Rp1,5 juta. Total kuota mencapai 600 anak,” ujar Irfan, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Salah satu sekolah yang merasakan manfaat langsung dari program ini adalah SMP Al Hasan, berlokasi di Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Kota.
Kepala Sekolah Marniya mengungkapkan bahwa tahun ini sekolahnya menerima 64 siswa kelas tujuh, setara dua rombongan belajar.
“Alhamdulillah kami merasa sangat terbantu dengan program dari pemerintah kota ini. Tahun ini seluruh siswa kelas tujuh kami dibebaskan dari biaya,” kata Marniya saat ditemui di sela kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa para siswa juga menerima perlengkapan sekolah yang umumnya hanya diberikan kepada siswa negeri. Hal ini, menurutnya, ikut mengikis stigma negatif terhadap sekolah swasta.
Baca Juga:BMKG: Pasang Laut 2,9 Meter Berpotensi Ganggu Aktivitas Pesisir Balikpapan
“Kami ini sekolah swasta dengan dasar keagamaan. Banyak orang tua yang ingin anaknya bersekolah di sini tapi terkendala biaya. Sekarang, berkat program gratis ini, mereka bisa mendaftarkan anak-anaknya tanpa ragu,” jelasnya.
Marniya juga mencatat lonjakan minat masyarakat terhadap sekolahnya.
Bahkan, jumlah pendaftar sempat melebihi kapasitas, hingga sekolah harus merujuk calon siswa ke sekolah mitra lain yang masih memiliki kuota.
“Kami hanya membuka dua kelas, tapi yang datang mendaftar jauh lebih banyak. Bahkan kalau kami ambil semuanya bisa lebih dari empat kelas,” ujarnya.
Sebelum program ini, Al Hasan telah menerima subsidi untuk siswa kelas delapan dan sembilan, sehingga iuran bulanan yang semula Rp 125 ribu turun drastis menjadi Rp 15 ribu.
Menurut Marniya, ini membuat Al Hasan menjadi salah satu sekolah dengan biaya terjangkau di kota itu, tanpa mengorbankan fasilitas maupun kualitas.