SuaraKaltim.id - Kasus dugaan kekerasan yang melibatkan seorang guru di salah satu SD di Bontang Selatan memicu perhatian serius dari berbagai pihak.
Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, menegaskan perlunya langkah investigasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
"Bagaimanapun tidakan kekerasan tidak dibenarkan. Apalagi di sekolah. Disdikbud segera investigasi jangan berlarut," ucap Andi Faizal, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin, 1 September 2025.
Ia juga menyayangkan adanya klaim oknum guru yang menggunakan nama Wali Kota Neni Moernaeni dalam menjalankan tugasnya.
Baca Juga:Langkah Awal Sekolah Rakyat 24 Samarinda: Mulai dengan 12 Guru, Target 100 Siswa
Menurut Andi Faiz, hal tersebut justru menimbulkan kesan arogan.
"Kalau seharusnua dia bilang dekat sama Bunda Neni mustinya tunjukkan sikap baik. Bukan arogan seperti yang disampaikan," tuturnya.
Andi menegaskan, jika terbukti bersalah, maka Disdikbud harus mengambil tindakan tegas melalui pembinaan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Sebelumnya, pihak sekolah telah melaporkan masalah ini kepada Disdikbud Bontang.
Kepala sekolah mengaku kesulitan mengendalikan perilaku oknum guru yang kerap bersikap arogan kepada siswa maupun wali murid.
Baca Juga:Guru Masih Honorer, Kaltim Dorong Formasi P3K Tambahan untuk Wilayah Terpencil
Bahkan beberapa orang tua terpaksa memindahkan anaknya ke sekolah lain.
"Ini orang (oknum guru) alasanya punya power. Selalu menjual dekat dengan Wali Kota," ujar Kepala Sekolah.
Menanggapi isu tersebut, Wali Kota Bontang, Neni Moernaeni, menekankan pentingnya evaluasi dan penelusuran menyeluruh oleh Disdikbud agar permasalahan bisa terurai jelas.
"Sudah dapat informasi itu. Saya perintahkan Disdik untuk evaluasi," ucap Neni.