Balikpapan hingga Berau Terancam Banjir Rob, BMKG Ingatkan Potensi Pasang Tinggi

Selain Balikpapan, fenomena serupa diperkirakan terjadi di muara Sungai Mahakam (Pulau Nubi, Kukar) dengan pasang tertinggi 2,9 meter pada 8 Oktober pukul 19.00 Wita.

Denada S Putri
Kamis, 02 Oktober 2025 | 19:04 WIB
Balikpapan hingga Berau Terancam Banjir Rob, BMKG Ingatkan Potensi Pasang Tinggi
Ilustrasi air pasang. [ANTARA]
Baca 10 detik
  • BMKG memperingatkan potensi pasang laut setinggi 2,9–3 meter di pesisir Kaltim pada 1–10 Oktober 2025, yang bisa menimbulkan banjir rob, tambak terendam, hingga gangguan aktivitas pelabuhan.

  • Wilayah terdampak meliputi Balikpapan, Samboja (Kukar), Penajam Paser Utara, Paser, hingga muara Sungai Mahakam dan Sungai Berau, dengan puncak pasang terjadi pada 8–10 Oktober.

  • Warga pesisir diminta waspada karena pasang tinggi berisiko merusak budi daya tambak, merendam permukiman, serta membahayakan anak-anak yang beraktivitas di pantai.

SuaraKaltim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan kembali mengingatkan masyarakat pesisir Kalimantan Timur (Kaltim) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pasang laut yang diperkirakan mencapai 2,9 hingga 3 meter pada periode 1–10 Oktober 2025.

Hal itu disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Diyan Novrida, di Balikpapan, Rabu, 2 Oktober 2025.

"Pasang laut setinggi ini bisa menyebabkan berbagai hal, seperti dapat berdampak terjadinya banjir rob, tambak terendam, dan sejumlah dampak lainnya," ujarnya, disadur dari ANTARA.

Di wilayah Balikpapan, pasang tertinggi diprediksi terjadi pada 10 Oktober sekitar pukul 20.00 Wita dengan ketinggian 2,9 meter.

Baca Juga:BMKG Prediksi Hujan Tinggi, BPBD Siapkan Skenario Darurat di Kaltim

Sementara surut terendah mencapai 0,1 meter pada 8–10 Oktober siang hari. Kondisi ini juga akan berimbas ke beberapa kawasan lain, seperti Samboja (Kutai Kartanegara), Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.

Menurut Diyan, kawasan pesisir tersebut rentan terdampak karena masih banyak aktivitas budi daya tambak udang, ikan, maupun kepiting.

Pasang tinggi dikhawatirkan merusak tambak, mengganggu bongkar muat di pelabuhan, hingga merendam permukiman warga.

"Pasang laut juga bisa mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas sosial di kawasan pesisir, bahkan bisa jadi air laut masuk ke pemukiman warga yang dekat pantai, termasuk membahayakan bagi anak-anak yang bermain di pantai," jelasnya.

Selain Balikpapan, fenomena serupa diperkirakan terjadi di muara Sungai Mahakam (Pulau Nubi, Kukar) dengan pasang tertinggi 2,9 meter pada 8 Oktober pukul 19.00 Wita.

Baca Juga:Lari, Donasi, dan Gotong Royong: Semangat Road to Give 2025 Balikpapan

Di muara Sungai Berau, Kabupaten Berau, puncak pasang laut diperkirakan mencapai 3 meter pada 9 Oktober pukul 21.00 Wita dengan surut ekstrem hingga 0,0 meter sehari sebelumnya.

"Kewaspadaan juga perlu dilakukan warga di muara Sungai Berau, Kabupaten Berau, dengan pasang laut tertinggi diperkirakan terjadi pada 9 Oktober dengan ketinggian 3 meter pukul 21.00 Wita, dan surut terendah 0,0 meter tanggal 8 dan 9 Oktober pada pukul 03.00 Wita,” kata Diyan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini