-
BMKG Balikpapan memperingatkan potensi pasang air laut setinggi 2,7–2,9 meter di pesisir Kalimantan Timur pada periode 21–30 Oktober 2025 yang dapat memicu banjir rob dan tambak terendam.
-
Wilayah terdampak meliputi Samboja, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser, dengan puncak pasang tertinggi 2,9 meter diperkirakan terjadi di Balikpapan pada 26 Oktober 2025 pukul 20.00 WITA.
-
BMKG mengimbau warga pesisir agar waspada, terutama petambak dan orang tua dengan anak-anak yang bermain di pantai, karena pasang tinggi juga berpotensi mengganggu aktivitas pelabuhan dan memasuki permukiman.
SuaraKaltim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mengingatkan masyarakat pesisir Kalimantan Timur (Kaltim) agar lebih waspada terhadap potensi pasang muka air laut tinggi antara 2,7 hingga 2,9 meter yang diperkirakan terjadi pada 21–30 Oktober 2025.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Diyan Novrida, menyampaikan bahwa fenomena pasang laut ini dapat memicu berbagai dampak bagi masyarakat pesisir.
“Pasang air laut setinggi ini bisa menyebabkan berbagai hal, seperti banjir rob, tambak terendam, dan sejumlah dampak lain,” ujarnya disadur dari ANTARA, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Diyan menjelaskan, puncak pasang tertinggi di perairan Balikpapan diprediksi terjadi pada 26 Oktober 2025 pukul 20.00 WITA dengan ketinggian mencapai 2,9 meter, sementara surut terendah diperkirakan 0,1 meter pada 25 Oktober pukul 13.00 WITA.
Baca Juga:Dukungan BI Kaltim Dorong Lahirnya Puluhan Komitmen Investasi di IKN
Sejumlah daerah yang terdampak pasang surut meliputi Samboja (Kutai Kartanegara), Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser, wilayah yang diketahui memiliki banyak tambak aktif.
“Empat kawasan pesisir ini banyak terdapat tambak yang masih aktif, sehingga ketika ada pasang laut, dikhawatirkan budi daya warga baik udang, ikan, maupun kepiting di tambak tersebut bisa hilang akibat terdampak arus laut,” jelasnya.
Selain mengancam tambak, gelombang pasang juga dapat mengganggu aktivitas pelabuhan dan sosial masyarakat pesisir, bahkan menyebabkan air laut masuk ke permukiman.
Diyan pun mengingatkan orang tua agar lebih waspada terhadap anak-anak yang bermain di tepi pantai saat kondisi pasang tinggi.
Peringatan serupa juga berlaku bagi wilayah lain di Kaltim, seperti muara Sungai Berau di Kabupaten Berau, dengan pasang tertinggi 2,8 meter pada 24 Oktober pukul 21.00 WITA, serta di muara Sungai Mahakam (Pulau Nubi), Kutai Kartanegara (Kukar), yang diprakirakan mengalami pasang tertinggi 2,7 meter pada 23–25 Oktober pukul 19.00–20.00 WITA.
Baca Juga:Demi Efisiensi, Pemprov Kaltim Kurangi Kegiatan di Hotel Meski Berdampak pada Okupansi
“Kemudian, di muara Sungai Mahakam (Pulau Nubi), Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni pasang tertinggi pada 23 hingga 25 Oktober dengan ketinggian 2,7 meter pada pukul 19.00 dan 20.00 Wita. Prakiraan surut terendah 0,2 meter pada 22 Oktober, pukul 12.00 Wita,” tutur Diyan.