Semakin bagus bahan yang digunakan, semakin bagus juga kulitas produk yang dihasilkan.
Meri kemudian memamerkan satu tas buatannya. Tas itu disebut doyo tumpar Meri.
Dijelaskan dia, doyo adalah bahan dari serat kayu yang kuat dan asli dari Kutai. Tas berbahan doyo bisa bertahan hingga puluhan tahun.
Agar menarik, pada sisi depan dan belakang disulam dengan tumpar motif enggang . Di bagian atas, diberi manik-manik dan dikunci dengan tali pegangan tas yang kuat.
Baca Juga: Jokowi: Produk Kerajinan Tangan Jadi Kekuatan Indonesia Tembus Pasar LN
Tas itu dihargai Rp 600 ribu, dengan kualitas yang bagus. Tas doyo Meri itu kemudian menjadi produk andalan yang sering dibawa pada pameran UMKM.
“Tumpar Meri memang lebih terkenal produk tas berbahan doyo. Manik-maniknya saya ambil dari pengrajin manik asli Dayak. Jadi satu tas ini ada tiga kerajinan. Doyo, manik dan sulam tumparnya sendiri,” sebutnya.
Tiga bahan itu semua dirangkai menggunakan tangan, tidak ada yang menggunakan mesin keculi untuk menjahit tasnya.
“Tasnya saya buat sendiri, suami saya kadang membantu jahit bagian bawah. Mesin yang kami gunakan juga bagus, hasil jahitannya kuat dan sudah sering kami uji coba,” katanya.
Saban bulan, Meri mendapat keuntungan belasan juta dari hasil kerajinan tangannya. Dia tidak pernah mengeluh walau Pandemi covid-19 pernah menghentikan langkahnya.
Baca Juga: Yuk, Intip Kerajinan Tangan di Inacraft 2019
“Di awal mula Covid-19 sempat tidak ada pesanan masuk. Tapi tiba-tiba saya punya ide membuat masker tumpar. Nah masker ini yang kemudian laku keras. Bahkan ibu-ibu yang belanja tidak tahan hanya beli masker tanpa membeli tas tumpar meri,” ungkapnya.
Sejak saat itu, Meri kembali kebanjiran pesanan. Dia memasarkan semua produk turunan tumpar melalui online.
“Semua saya pasarkan secara online. Kalau ada kesempatan ikut pameran, saya akan lngsung tancap gas. Saya bahkan sudah siap-siap ikut pameran di luar negeri bersama Pemerintah provinsi kaltim,” sebutnya.
Kini, Meri bahkan siap menghadapi ancaman resesi yang sudah digaungkan Menteri Keuangan. Menurutnya, usaha kerajinan tangan turunan tumpar tidak akan lekang, hanya karena ancaman resesi. Sebab, sulam tumpar khas Dayak Benuaq bisa dijadikan beragam produk yang menawan.
“Saya sudah buktikan, masa-masa sulit ini bisa dilewati dengan baik. Walau ancaman resesi kembali ada, saya sudah siap dengan segala kemungkinan,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Link DANA Kaget Resmi Hari Ini, Klaim Sekarang untuk Raih Saldo Hingga Rp200 Ribu
-
Butuh Tambahan Belanja? 3 Link DANA Kaget Terbaru Bisa Bantu Anda
-
Jangan Rebahan Terus, DANA Kaget Rp 599 Ribu di Depan Mata, Gercep Klaim
-
Maladewa-nya Indonesia: Eksplorasi Surga Tersembunyi di Pulau Maratua
-
5 Rekomendasi Pompa Air Watt Kecil Terbaik 2025, Hemat Listrik dan Menyedot Efisien