Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Rabu, 14 Oktober 2020 | 10:22 WIB
Tulang-belulang Nenek Sewa dievakuasi hingga malam hari dan dibawa ke RSUD AW Sjahranie. (foto : istimewa)

SuaraKaltim.id - Warga Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda geger dengan temuan sisa tulang belulang beserta harta benda berupa uang dan emas.

Tulang-belulang itu pertama kali ditemukan seorang warga yang hendak merintis lahan pertanian di dalam hutan, Selasa (13/9/2020) malam.

Warga langsung melaporkan kejadin itu ke Polresta Samarinda

Dibantu sejumlah unsur relawan, Tim Inafis Satreskrim Polresta Samarinda berhasil mengidentifikasi identitas tengkorak dan tulang-belulang itu adalah Nenek Sewa (65).

Baca Juga: Tidak Ada Rapid Test Gratis untuk Demonstran UU Cipta Kerja di Samarinda

Nenek Sewa merupakan perempuan bersuku Toraja, warga Palaran yang sudah dilaporkan hilang sejak 8 September 2020 lalu.

Nenek sewa diketahui meninggalkan rumah dengan membawa sejumlah uang dan menggunakan perhiasan lengkap.

Nenek Sewa sempat dicari selama sepekan oleh Tim Sar dan aparat Kepolisian, tapi tidak ketemu.

Saat ditemukan, tengkorak Nenek Sewa berada didalam hutan belantara.

Petugas harus mengevakuasi jenazah dengan cara manual. Yakni berjalan kaki sejauh 4 kilometer dari pemukiman warga.

Baca Juga: Hasil Pemeriksaan Rapid Test 6 Demonstran di Gedung DPRD Kaltim Reaktif

Kondisi tengkorak dan tulang Nenek sewa seperti terlentang di bawah pohon yang ditebang.

"Ditemukan sama Pak Raden yang mau buka kebun. Rencananya mau dibakar, tapi untungnya ditemukan. Memang sudah ditebang juga dua hari sebelum nenek hilang," kata Yanto, warga sekitar yang ikut melakukan evakuasi.

Disebelah nenek sewa, ditemukan juga plastik berisi uang Rp 16 juta, sementara perhiasan masih melekat pada tulang-belulang itu.

"Masih ada kok uang sama emasnya nenek itu. Masih lengkap. Posisinya dia terlentang, tapi kaki kirinya tertekuk, seperti istirahat," jelasnya.

Tangis keluarga pecah ketika melihat tengkorak dan tulang-belulang itu. Tulang nenek Sewa kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie guna proses otopsi.

"Untuk sementara kami tidak ada menemukan tanda kekerasan. Kalau dilihat, kemungkinan korban dalam keadaan kelelahan karena bersandar di pohon. Selanjunya akan diotopsi di RSUD AWS," singkat Tim Inafis Polresta Samarinda, Aipda Heri Cahyadi.

Kontributor : Alisha Aditya

Load More