Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Kamis, 29 Oktober 2020 | 14:20 WIB
Wahyudin Noor, di atas kapal wisata susur sungai. (foto: Istimewa)

“Baru saja ada rombongan dari PJ Bupati Kutai Barat. Senang sekali, ternyata informasi mengenai wisata susur sungai sudah dikenal di kabupaten lain. Saya berharap, wisata di Muara Muntai akan lebih dikenal hingga mendunia,” ujarnya.

Agar kelestarian budaya dan pariwisata tetap terjaga, Wahyudin  berupaya menggandeng generasi muda di Muara Muntai. Pasalnya, anak milenial tentu lebih jago dalam mengenalkan potensi wisata suatu daerah dengan beraga aplikasi dan sosial media.

“Memang kami berupaya jangan sampai ada pergeseran minat kaum muda. Saya melalui komunitas dan KIM Muara Pelangi, gencar mengajak anak muda yang ada di Muara Muntai untuk sama-sama melestarikan budaya Kutai. Ini bukan untuk kita saja, tapi juga warisan untuk anak cucu kita nantinya,” jelas dia.

Di Muara Muntai Ulu sendiri misalya, terdapat sebuah Balai Budaya yang dapat digunakan masyarakat untuk mempusatkan segala aktifitas yang berkaitan dengan seni dan budaya.

Baca Juga: Kisah Dedy, Pemuda yang Giat Menggali Potensi Desa Muara Muntai, Kukar

Balai yang berusia ratusan tahun itu merupakan peninggalan zaman kerajaan Kutai. Belakangan terakhir, balai itu digunakan kaum muda untuk berkumpul dan membahas pengembangan budaya dan pariwisata di Muara Muntai.

“Potensi di Muara Muntai sangat besar. Kita bergerak bisa lewat apa saja. Kalua ada yang suka olah raga, bisa bangkitkan prestasi desanya melalui prestasi olah raga. Kami yang suka seni, ya  bangun dan kembangkan desanya dengan seni. Banyak cara agar potensi desa terkembang, yang penting tidak ketinggalan zaman dan tidak meninggalkan tradisi nenek moyang,” pungkasnya.

Load More