Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Selasa, 19 Januari 2021 | 07:25 WIB
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Duren Sawit, Jakarta, (14/1/2021). Sebagai ilustrasi proses vaksinasi [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraKaltim.id - "Herd immunity" yang terbentuk dari pemberian vaksinasi COVID-19 rupanya memiliki kegunaan pula bagi individu atau perorangan dengan kondisi tertentu, sehingga tidak bisa disuntik virus yang sudah dimatikan atau dilemahkan ini.

Dikutip dari kantor berita Antara, dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr Alvina Widhani Sp PD-KAI menyatakan bahwa dengan pemberian vaksin diharapkan mampu terbentuk "herd immunity" atau kekebalan kelompok yang dapat menurunkan angka penyebaran antarorang.

"Pemberian vaksin diharapkan tubuh dapat membentuk memori kekebalan tubuh tanpa harus terinfeksi virus terlebih dahulu, dan individu yang tidak divaksin juga mendapatkan manfaat," demikian papar dr Alvina dalam keterangannya di Depok, Senin (18/1/2021).

Dalam pandemi COVID-19, seseorang bisa terinfeksi karena interaksi tiga faktor. Yaitu:

Baca Juga: Vaksinasi Dilakukan Dalam Empat Tahap

  • Karakteristik individu (genetik, respon imun tubuh, usia, adanya penyakit penyerta)
  • Lingkungan (ventilasi, sanitasi, suhu/kelembapan)
  • Patogen (mikroorganisme, mutasi, jumlah, virulensi).

COVID-19 adalah penyakit akibat virus, sehingga kekebalan tubuh sangatlah penting mengingat tidak banyaknya antivirus yang tersedia atau tidak seperti bakteri yang banyak tersedia antibiotik.

"Interaksi antara daya tahan tubuh dan virus nantinya akan menentukan apakah tubuh akan sembuh atau malah makin memburuk. Vaksin dapat memberikan respon kekebalan tubuh yang spesifik," ujar dr Alvina.

Vaksinasi tergolong dalam imunitas aktif yang biasanya dapat bertahan selama beberapa tahun atau bahkan bisa sepanjang hidup.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa memori kekebalan tubuh terhadap COVID-19 berkisar delapan bulan, namun masih diperlukan penelitian-penelitian lainnya.

Pada orang yang sudah terinfeksi COVID-19 diharapkan sudah memiliki memori kekebalan tubuh, sehingga jika suatu saat terinfeksi kembali tubuh sudah kebal.

Baca Juga: Phobia dan Takut Jarum Suntik? Coba Lakukan Cara Ini

Vaksin COVID-19 yang saat ini siap diberikan termasuk dalam tipe vaksin mati/inaktivasi.

"Pengembangan vaksin COVID-19 bisa lebih cepat karena pengetahuan sebelumnya tentang virus ini dan kekebalan tubuh terhadapnya sudah ada, penggunaan teknologi baru, serta beberapa aktivitas dilakukan paralel," pungkasnya.

Load More