Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 10 Februari 2021 | 22:14 WIB
Lapangan dan Monumen Pancasila Ibu Kota Baru. Perencanaan ibu kota negara (ikn) baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara tertunda karena dampak Pandemi Covid-19. [Dok: Kementerian PUPR]

SuaraKaltim.id - Pandemi yang terjadi sejak Maret 2020 hingga saat ini menyebabkan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kehilangan investasi senilai Rp 500 triliun. Dari total tersebut, salah satunya terkait dengan rencana pemindahan ibu kota negara (IKN).

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengungkapkan, dampak Pandemi Covid-19 sangat terasa karena mengubah semua perencanaan yang ada.

“IKN itu, padahal itu luar biasa membangkitkan ekonomi kita. Bayangkan dananya Rp 500 triliun masuk di Kaltim luar biasa,” ujarnya seperti dilansir Inibalikapan.com-jaringan Suara.com pada Rabu (109/02)

Selain itu, ada proyek besar yang juga harus ditunda. Padahal, butuh waktu beberapa tahun untuk dipersiapkan. Salah satu di antaranya, dia menyebut perencanaan pembangunan coastalrod.

Baca Juga: Gubernur Kaltim Jamin Pembangunan IKN akan Tetap Lanjut, Jika Pandemi Reda

Menurutnya, seharusnya dengan adanya Coastalroad, bakal membuat Kota Balikpapan lebih menarik.

“Coastalroad itu kalau jadi, itu merubah Kota Balikpapan. Karena kotanya dipindahkan ke pinggir pantai, sayangnya kita kena Covid-19,” ujarnya.

Pun dia juga masih mengemukakan, dalam proyeksi pengembangan Kaltim lima tahun, seharusnya sudah ada perubahan. Tetapi, Pandemi Covid-19 membuat perencanaan pembangunan di wilayahnya tertunda.

“Harusnya banyak hal Balikpapan bisa berubah lima tahun kedepan, tapi karena covid-19, situasinya jadi seperti ini,”

Namun dia menyadari, saat ini kemampuan untuk melanjutkan perencanaan tersebut semakin sulit, karena saat ini dihadapkan situasi berat penularan Covid-19 yang makin tak menentu.

Baca Juga: IKN Jadi Pindah ke Penajam? Wabup Sebut Tunggu Keputusan Politik Jokowi

“Jangan kan membangun, kita mengatasi Covid-19 ini masing sangat berat,” ujarnya.

Load More