SuaraKaltim.id - Terkait sepinya pengunjung Museum Samarendah, di Kota Samarinda Kalimantan Timur. Pengamat tata kota Farid Nurrahman menyampaikan analisanya, di antaranya menyoros pengelolaan.
Dari segi lokasi, Farid menilai landmark Kota Samarinda yang diresmikan Rabu 4 Maret 2020 lalu itu sudah sesuai.
Alumnus University of Greenwich London ini menerangkan, dari aspek pariwisata, terdapat tiga prinsip yang perlu menjadi perhatian pengelola Museum Samarendah.
“Pertama, something to see atau ada sesuatu yang bisa dilihat. Sesuatu yang menarik di museum ini dikatakan Farid akan menjadi pendukung sebagai lokasi wisata,” kata Farid, ditulis Kamis (1/4/2021) dilansir dari Presisi.co, jaringan Suara.com.
“Kedua, adalah something to do. Yakni ada sesuatu yang dilakukan. Pembukaan museum tidak hanya terpaku pada konten-konten yang ada di museum. Tapi juga memperhatikan apa yang bisa dilakukan pengunjung,” sambungnya.
Ketiga, something to buy atau ada sesuatu yang bisa dibeli. Menggandeng UMKM dikatakan Farid bisa menjadi alternatif pengelola museum.
"Ada aktivitas yang baik dilihat. Bisa menjadi upaya mendapatkan pendapatan daerah," terangnya.
Untuk itu, Farid menilai pengelolaan museum harus berkelanjutan, ia berpendapat perlunya dibentuk UPTD. Agar dapat mengajukan program.
Museum Samarenda belum memiliki UPTD dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan Samarinda Adriyani saat diwawancara.
Baca Juga: Museum Samarinda yang Selalu Sepi, Sempat Dikira Sebuah Toko
"Untuk membuat UPTD syaratnya tidak mudah. Beban kerjanya masih bisa ditangani dinas kebudayaan. Cukup kepala seksi saja," ungkapnya.
Dia akan menyusun program. Namun dengan alasan pandemi, dia merasa terkendala merealisasikan program. Kata Adriyani, sudah ada perencanaan seperti menggandeng UMKM.
"Sistem kerja sama. Jadi mereka ada sarana untuk berjualan. Seperti rumah tua yang ada di Samarinda Seberang," ungkap Adriyani.
Wacana bantuan dari Pemprov Kaltim pernah dilontarkan. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya. "Belum ada hingga sekarang. Kalau kami welcome saja," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Museum Samarinda yang Selalu Sepi, Sempat Dikira Sebuah Toko
-
Buntut Sidak, Proses Rekrutmen Ratusan Honorer DPRD Samarinda Dipertanyakan
-
Wisata Kuliner, Cara Ampuh dan Mudah untuk Obati Rasa Kangen Liburan
-
Dugaan Absen Siluman, DPRD Samarinda Ungkap Sulitnya Tertibkan Honorer
-
Wali Kota Andi Harun Sidak ke DPRD Samarinda, Kaget Liat Absensi
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
Terkini
-
128 Penyuluh Dikerahkan Kukar untuk Kawal Swasembada Pangan IKN
-
Unmul Klarifikasi Mahasiswa dalam Video 'Tunggangi Penyu' Derawan: Bukan Bagian Kegiatan KKN
-
Balikpapan Matangkan Lokasi Dapur MBG di Tiga Kecamatan Prioritas
-
Dukung IKN, Pemkab PPU Targetkan 60 Persen Warga Terlayani Air Bersih
-
Harga Beras Premium di Balikpapan Tembus Rp17 Ribu, Jauh di Atas HET