Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Sabtu, 10 April 2021 | 19:50 WIB
Aparat kepolisian menjaga ketat lokasi penyerangan di Palaran. (Kurniawan/Presisi.co)

SuaraKaltim.id - Enam orang terluka, satu meninggal dunia akibat bentrokan antara dua kelompok, di Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (10/4/2021).

Bentrok disinyalir karena perebutan lahan yang tak kunjung usai bertahun-tahun.

"Enam orang terluka akibat tembakan sejenis penabur. Satu warga meninggal dunia diduga lehernya digorok dengan senjata tajam," jelas Kapolsek Palaran AKP Roganda, dilansir dari Presisi.co, jaringan Suara.com.

Roganda menjelaskan, kedua kelompok berebut lahan. Polisi kemudian berjaga di lokasi, memastikan situasi menjadi kondusif. Pelaku juga sedang diburu.

Baca Juga: Update Pembagian BLT UMKM 2021 di Samarinda, Menunggu Arahan Pemprov Kaltim

"Dari keterangan saksi, saat penyerangan ada sekitar 20 orang lebih yang menyerang mereka," ungkapnya.

"Korban luka-luka sudah dilarikan ke rumah sakit. Korban meninggal telah dievakuasi sekitar pukul 16.00 Wita."

Sementara itu, Ketua Forum Handil Bakti Bersatu, Hairini Efendi mengatakan, persoalan lahan tersebut berlangsung sejak lima tahun lalu. Warga yang mengklaim memiliki lahan beberapa kali mengusir kelompok yang juga mengklaim lahan tersebut.

"Warga memiliki surat-surat. Kelompok tersebut mengklaim lahan itu. Janjinya setelah panen meninggalkan lahan itu. Nyatanya masih menguasai lahan itu," kata Hairini.

Pagi hari sebelum peristiwa itu pecah, ratusan warga memang sudah bersiaga menjaga lahan.

Baca Juga: THM di Samarinda Berani Buka Saat Ramadan? Ini Sanksi yang Menanti

"Awalnya kami datang sekitar pukul 09.00 Wita. Sejam kemudian sebagian warga pulang. Tersisa sekitar 20 orang yang bertahan. Kemudian datanglah kelompok ini," kata dia

"Sisa warga yang bertahan oleh kelompok itu disuruh bertahan. Tanpa diduga salah seorang mengeluarkan senjata api dan menembaki warga," bebernya.

Hairin meminta polisi dapat mengusut tuntas masalah ini, dan segera menangkap para pelaku. 

Load More