Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Rabu, 14 April 2021 | 20:40 WIB
BKIPM dan Pemprov Kaltim saat ekspor belasan ikan segar dan kepiting bakau ke Shanghai, Tiongkok. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Kaltim terus menggencarkan ekspor produk. Namun, masih terkendala penerbangan ke negara tujuan ekspor yang belum tersedia, atau masih harus transit. Sehingga berdampak pada kuota ekspor untuk sekali penerbangan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait. Mulai dari Bea Cukai hingga Angkasa Pura.

Saat ini misalnya, untuk ekspor ke Tiongkok, dari Kaltim atau Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan, harus transit terlebih dahulu ke Jakarta.

Pemprov Kaltim berharap, penerbangan langsung ke negara tujuan maka volume angkut ekspor bisa meningkat. Karena jika harus transit kuota yang di ekspor juga akan terbatas. Sementara jumlah maskapai juga terbatas.

 “Nah ini kami akan terus berkoordinasi dengan Angkasa Pura, Bea Cukai untuk bisa meningkatkan lagi eskpor ini. Karena begitu banyak tetapi kuota untuk ekspor itu kurang, kuota untuk pengangkutannya itu,” Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kaltim Riza Indra Riyadi, disela-sela kegiatan ekspor raya pada Rabu (14/4/2021), dilansir dari Inibalikpapan.com, jaringan Suara.com.

Baca Juga: Belasan Ton Ikan Segar dan Kepiting Bakau dari Kaltim Ekspor ke Tiongkok

“Jadi kami berharap dari Kaltim ini akan ada penerbangan langsung, tidak lagi lewat Jakarta tapi dari Kaltim langsung ke China Shanghai. Saya harapkan Pemerintah Pusat memberikan fasilitas yang besar lagi untuk mengekspor produk perikanan kita,” kata dia.

Hari ini Balai Karantina Ikan,Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Balikpapan bersama Pemerintah Provinsi Kaltim melakukan ekspor raya hasil tangkapan nelayan. Sebanyak 12,5 ton ikan segar dan kepiting bakau yang di ekspor.

“Ini acara yang kedua yang kami hadiri, ekspor ke negara China untuk produk perikanan, ikan segar dan kepiting. Yang pertama itu di Aiport Sepinggan itu dilaksanakan hal yang sama cuma kepiting saja,” kata dia.

Ekspor kini tak lagi melalui pengepul, dan itu berdampak pada pendapatan nelayan.

 “Karena yang paling penting yang menikmati hasil ini masyarakat nelayan dan pembudaya kepiting dan penangkap kepiting. Dulu dinikmati oelh pengumpul, sekarang perusahaan langsung mengambil dari nelayan-nelayan,” ujarnya

Baca Juga: Andi Sudirman Saksikan Ekspor Hasil Perikanan Sulsel Senilai Rp 97 Miliar

“Jadi otomatis harga tertinggi yang akan dinikmati nelayan-nelayan. Otomatis akan meningkatan pendapatan nelayan-nelayan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.”

Dia menambahkan, kemungkinan ada peningkat ekspor dari Kaltim. Karena jumlah yang di eskpor meningkat. Hal itu juga terlihat dari semakin berkurangnya restaurant-restauran di Kaltim yang menjual kepiting karena banyak yang di eskpor.

Load More