SuaraKaltim.id - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Martina Yulianti mengemukakan, jika di wilayahnya sudah ditemukan Covid-19 varian Delta. Pernyataan tersebut disampaikannya melalui akun media sosial Facebook.
Dalam akun tersebut, dia mengatakan data tersebut diperkuat dengan hasil whole genome sequincing (WGS) dari Kukar berdasarkan hasil tes swab pada 26 Juni 2021 silam.
"Hasil whole genome sequencing (WGS) sampel dari Kutai Kartanegara terhadap swab yang diambil pada tanggal 26 Juni 2021 telah MENEMUKAN adanya VARIAN DELTA," katanya dalam status Facebook seperti yang dilihat Suarakaltim.id pada Jumat (6/8/2021).
Lebih lanjut dalam unggahan lainnya dia mengemukakan, salah satu ciri adanya Covid-19 Varian Delta di Kukar adanya peningkatan angka terkonfirmasi serta jumlah pasien yang meninggal juga naik hingga dua kali lipat dibandingkan puncak gelombang Virus Corona pertama daerah tersebut.
"Varian delta telah ada di Kutai Kartanegara sekitar akhir Juni 2021 dan dalam bulan Juli 2021 angka terkonfirmasi dan jumlah yang meninggal mencapai dua kali lipat dibanding Februari 2021 (puncak tertinggi pada gelombang pertama)."
Dia kemudian membeberkan statistik data pasien yang meninggal terkonfirmasi positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Parikesit Tenggarong.
"Data statistik untuk pasien yang meninggal dalam keadaan terkonfirmasi positif COVID-19 di RSUD AM Parikesit menunjukkan bahwa 92 persen belum mendapatkan vaksinasi sama sekali. Sisanya baru mendapatkan vaksin dosis sekali. Sedangkan 4 persen yang meninggal, padahal telah mendapatkan vaksinasi lengkap, adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta dan mereka yang terlambat datang memeriksakan dirinya (datang ketika telah mengalami DESATURASI: saturasi oksigen dibawah 93 persen)."
Lantaran itu, dia meminta kepada warga agar masyarakat selalu waspada terhadap penyebaran Covid-19 yang tidak bisa diduga-duga.
"Lalu...apakah kita yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap kemudian bebas untuk beraktifitas TANPA PROKES ??? TENTU TIDAK . Karena...kita masih bisa tertular (ingat ya, vaksin bukan obat kebal spt juga umumnya vaksin-vaksin lain yang pernah kita kenal sebelumnya : dia hanya mencegah kita mengalami sakit berat (itupun dg catatan, tubuh kita berhasil membentuk antibodi yang adekuat)."
Baca Juga: PENTING! Cara Mengatasi Reaksi Alergi Vaksin COVID-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi Poco F8 Pro: Telefoto Periskop 50 MP, Ultrawide 8 MP
-
Nikmati Libur Nataru dengan Sensasi BBQ, Live Music, dan Atraksi Bertema Kalimantan
-
10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
-
Merosot Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Rp2,341 Juta per Gram
-
Keberadaan Pabrik Pengolahan Sawit di Kaltim Perkuat Rantai Pasok Nasional