Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 31 Agustus 2021 | 21:30 WIB
Data milik jutaan pengguna eHAC tercecer tanpa pengamanan di internet. Foto: logo aplikasi eHAC. [Google Play Store]

Ia bahkan mengakui, data ini memang tak sepenuhnya bocor. Sebab, data ini ditemukan oleh tim peneliti keamanan siber vpnMentor. Di mana mereka dianggap Ismail sebagai Ethical hacker.

Ethical hacker sendiri adalah peretas baik yang memiliki tugas untuk menemukan celah keamanan di sebuah sistem. Setelah menemukan celah, mereka lantas akan melaporkan ke pihak yang membangun sistem tersebut.

"Masih baik itu (vpnMentor), data tidak di-hack. Mereka kan melapor ke Kemenkes," jelasnya.

Meski begitu, ia mengapresiasi tindakan Kemenkes yang akhirnya mengintegrasikan data eHAC dengan PeduliLindungi, lewat data center nasional. Namun, ia tetap skeptis kepada pemerintah yang harus meyakinkan masyarakat apabila data tersebut benar-benar dijamin aman.

Baca Juga: Kemenkes Dilapori Tercecernya Data Pengguna eHAC Sejak Juli, Tak Ada Respons

"Ini harus diperjelas, bagaimana pengamanannya di yang baru ini? Bagaimana keseriusan pemerintah untuk menjaga data ini? Siapa yang pegang data itu? Bisa memastikan harusnya," paparnya.

"Ini kan luar biasa datanya, seperti yang saya sebut di atas. Data ini juga dipakai untuk tracking aktivitas kita, seperti ke mall. Very important. Kita perlu diyakinkan," tegasnya.

Load More