SuaraKaltim.id - Pemerintah negeri Paman Sam akan melakukan pemberian vaksin penguat alias dosis ketiga, meski hal tersebut mendapatkan kritik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melansir dari Suara.com, Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, mengatakan vaksin Pfizer akan digunakan sebagai penguat. Namun terkait vaksin Moderna, ia menyebut masih akan membutuhkan waktu lebih lama.
Dalam acara Face The Nation yang disiarkan CBS, Fauci menjawab alasan Presiden Joe Biden untuk ngotot memberikan vaksin penguat kepada warganya.
Sementara Pfizer-BioNTech telah mengajukan data penting mengenai dosis penguat kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), ujarnya, Moderna belum merampungkan proses tersebut.
Dirinya berharap izin bisa diberikan terhadap kedua vaksin itu. Ketika vaksinasi dengan dosis penguat diluncurkan. Namun, jika proses Moderna belum selesai sebelum 20 September, dosis penguat Moderna akan diberikan kemudian.
Moderna dan FDA belum membalas surat elektronik untuk berkomentar. Melalaui pernyataan yang dirilis pada Rabu (1/9), Moderna menyatakan telah "berinisiatif mengajukan" data dosis penguat vaksin buatannya kepada FDA.
Bagaimana --atau bahkan apakah-- pemberian dosis penguat perlu diberikan muncul sebagai masalah yang pelik pada saat COVID-19 terus membunuh orang-orang di seluruh dunia yang tidak divaksin.
Pada Agustus, pemerintahan Biden mengumumkan otoritas akan menawarkan dosis penguat kepada warga Amerika mulai 20 September.
Pengumuman Biden itu mengambil alih proses yang biasanya diputuskan oleh FDA dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), kata beberapa mantan dan anggota aktif panel penasihat CDC dan ilmuwan FDA kepada Reuters.
Baca Juga: Indonesia Diklaim Terima 225,4 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dalam 50 Tahap
Para ilmuwan masih memperdebatkan tentang seberapa banyak imunitas bisa ditingkatkan oleh dosis penguat, juga apakah seluruh warga Amerika harus mendapatkan vaksin berikutnya, ketimbang mereka yang sangat berisiko mengalami penyakit parah.
Fauci menekankan bahwa kedua vaksin penguat dianggap aman, namun bahwa FDA dan pejabat-pejabat lainnya akan mempelajari data untuk memastikan aspek tersebut.
"Ketika berurusan dengan langkah untuk membuat masyarakat Amerika menerima layanan penanganan, perlu dipastikan bahwa Anda benar-benar yakin," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
6 Daftar Mobil Bekas Tangguh dan Efisien, Harga Stabil Jika Dijual Kembali
-
Bocoran Spesifikasi Poco F8 Pro: Telefoto Periskop 50 MP, Ultrawide 8 MP
-
Nikmati Libur Nataru dengan Sensasi BBQ, Live Music, dan Atraksi Bertema Kalimantan
-
10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
-
Merosot Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Rp2,341 Juta per Gram