Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 25 Oktober 2021 | 19:31 WIB
Anggota Komisi II DPRD Bontang Nursalam saat menyambangi massa aksi di Jalan Ir Soekarno - Hatta. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Anggota Komisi II DPRD Bontang Nursalam ikut angkat bicara atas aksi Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerdayak yang menahan puluhan truk angkutan minyak sawit mentah atau CPO. Ia mengatakan, aksi itu merupakan antiklimaks dari kekesalan masyarakat terhadap perusahaan pengolahan minyak sawit. 

Pasalnya, masyarakat hanya menikmati jalanan rusak akibat dilalui mobil isotank CPO. Sedangkan, pekerja lokal minim diberdayakan.  

"Ini dari keresahan masyarakat yang memuncak," ungkapnya disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (25/10/2021) pagi.

Politisi Partai Golkar itu menilai, aktivitas angkutan perusahaan rutin berlalu lalang di jalanan. Akibatnya, jalanan yang semula mulus rusak karena mobil-mobil bertonase besar. 

Baca Juga: Jalan Poros Samarinda-Bontang Banyak Makan Korban, Warganet Sindir Pemerintah Pusat

Tuntutan ormas agar warga dipekerjakan di perusahaan, rupanya tak digubris mereka. 

"Saya kira ini puncak dari semua kekesalan mereka (masyarakat)," bebernya.

Menurutnya, aksi penahanan yang dilakukan ormas merupakan suatu pelajaran kepada perusahaan untuk lebih peka terhadap lingkungan di sekitar. 

Seharusnya, perusahaan bisa menunjukkan rasa kepedulian terhadap warga sekitar. 

"Saya kira ini pelajaran buat perusahaan untuk lebih memiliki sense of crisis pada lingkungan sekitar," terangnya.

Baca Juga: Pupuk Kaltim Gelontorkan Rp 22 Miliar untuk Pendidikan Anak-anak Bontang

Dikonfirmasi terpisah, Asisten manager External Relations, PT Energi Unggul Persada (EUP) Bontang, Jayadi mengakui bahwa memang ada permintaan mengenai pemberdayaan pekerja lokal, tapi usulan belum mendapat respon dari pusat.

"Sebelumnya memang mereka ada permintaan, sampai saat ini kan belum mendapat jawaban kita dari Jakarta," ujarnya.

Namun, katanya, dengan cara menahan truk yang yang beroperasi seperti itu tak elok. Ia menyarankan agar ormas berunding bukan menahan unit perusahaan. 

Ia menjelaskan, ormas telah mengusulkan proposal dan ingin masuk sebagai sekuriti. Namun, kata Jayadi itu bukan persoalan mudah. 

"Mereka ada masukkan proposal cuma kan keputusannya di kantor pusat kami," jelasnya.

Artinya, pihak PT EUP telah merespon baik usulan itu, bahkan pertemuan selalu difasilitasi.

Load More