SuaraKaltim.id - Populasi Pesut Mahakam kian memprihatinkan. Pasalnya kini, populasi hewan endemik di Kalimantan Timur (Kaltim) itu hanya tersisa 41 ekor saja.
Hal itu disampaikan peneliti dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), Danielle Kreb. Dari apa yang dia sampaikan tersebut, dia memiliki harapan agar semua pihak bisa sama-sama melindungi hewan tersebut untuk bisa berkembang biak.
"Habitat Pesut Mahakam ini berada di kawasan tengah Sungai Mahakam plus anak sungainya, termasuk di Danau Semayang," ujarnya, melansir dari ANTARA, Minggu (26/12/2021).
Dia menjelaskan, dari tahun ke tahun jumlah pesut terus berkurang. Sementara, dugaan penyebab kematian pesut sejak 1995 hingga 2021 antara lain tersangkut pada rengge nelayan sebanyak 70 persen, kematian akibat dibunuh 5 persen.
Baca Juga: Pengusaha Asal Kaltim Bantu Korban Gunung Semeru, Beri Uang Ratusan Juta, Sembako dan Obat
Kemudian terjebak di daerah dangkal 2 persen, akibat tertabrak kapal 9 persen, proses kelahiran 3 persen, dugaan akibat racun atau limbah 7 persen, akibat setrum ikan 2 persen, akibat rawai nelayan 1 persen, dan karena diserang pemangsa sebanyak 2 persen.
Sedangkan untuk kelahiran bayi pesut per tahun, lanjutnya, pada Juli 2017 hingga Juni 2018 terdapat enam bayi pesut yang lahir, pada Juni 2018 hingga Mei 2019 ada lima bayi yang dilahirkan.
Kemudian pada Juni 2019 hingga Mei 2020 terdapat tujuh bayi yang dilahirkan, dan pada Juni 2020 hingga Mei 2021 terdeteksi sebanyak enam bayi pesut yang lahir.
Dia juga mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) telah membuat regulasi untuk perlindungan habitat pesut, yakni dengan adanya kawasan konservasi perairan melalui SK Bupati Nomor 75 tahun 2020.
Surat Keputusan (SK) Nomor: 75/SK/-BUP/HK/2020 ini berisi tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam, sebagai upaya melestarikan hewan endemik pesut Mahakam.
Baca Juga: Sebanyak Rp 1,345 Miliar Uang Negara Dikembalikan Polres Kukar, Hasil Dari?
Sedangkan untuk mengurangi risiko kematian pesut akibat limbah seperti plastik, pihaknya pun telah menginisiasi dan melakukan pelatihan ke masyarakat untuk daur ulang plastik, sehingga hal ini bisa meminimalisasi pembuangan sampah ke sungai.
Berita Terkait
-
PKT Buka Posko Mudik BUMN di Bandara Sepinggan
-
Pupuk Kaltim Fasilitasi 366 Pemudik Asal Bontang dan Samarinda
-
Siapkan Stok Pupuk Subsidi Lebih Dari 257 Ribu Ton, Pupuk Kaltim Dukung Ketahanan Pangan
-
Wisata Susur Sungai Mahakam: Pengalaman Berbuka Puasa di Atas Kapal
-
Rumah Sudah Digeledah, Hari Ini KPK Panggil Ahmad Ali Terkait Kasus Gratifikasi Eks Bupati Kukar
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Motor Brebet dan BBM Aneh, DPRD Kaltim Desak Pertamina Tanggung Jawab
-
BRI Bantu UMKM Fashion Lokal Unjuk Gigi di Pasar Dunia
-
Dividen Rp31,4 Triliun Menanti, Jangan Lewatkan Cum Date BBRI 10 April 2025!
-
Kebun Raya Unmul Dirusak Tambang Ilegal, Netizen: Unmul, Tunjukkan Taringmu!
-
3,2 Hektare Hutan Pendidikan Unmul Rusak, Kampus Minta Gakkum Bertindak