Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 27 Desember 2021 | 20:06 WIB
Perkumpulan Adat RKB menolak pergantian warna jembatan. [Suara.com/Apriskian Tauda Parulian]

SuaraKaltim.id - Polemik pergantian warna Jembatan Mahakam Kutai Kertanegara (Kukar) dari kuning menjadi merah saat ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, pada hari Senin (27/12/2021), Perkumpulan Adat Remaong Koetai Berjaya (RKB) melaksanakan aksi damai di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) Kukar.

Dalam aksi tersebut, RKB menolak keras pergantian warna dari kuning emas ke merah. Alasannya jelas, warna kuning emas merupakan warna sakral bagi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Dikonfirmasi oleh SuaraKaltim.id, Ketua Umum RKB Hebby Nurlan Arafat mengatakan, aksi damai dilakukan untuk meminta pihak PUPR membatalkan pengecatan Jembatan Mahakam ke warna merah.

"Kuning ini warna khas adat istiadat, ada di sejarahnya itu. Kuning bagaimana kami adalah simbol kesejahteraan, jangan diganti warna merah," ungkapnya, Senin (27/12/2021).

Baca Juga: Tak Sampai 50, Populasi Pesut Mahakam di Kaltim Sisa 41 Ekor

Bahkan ia pun meminta agar ditunda dulu pengerjaan pengecatan warna jembatan. Hingga apa yang diminta oleh RKB bisa memiliki solusi.

"Jam Bentong sudah berganti warna merah, Jembatan Perjiwa sudah merah, bahkan gapura-gapura di jalan sudah berwarna merah. Jangan lagi Jembatan Mahakam Kukar ini berubah warna, karena warna kuning adalah identitas kami sebagai masyarakat adat Kutai," jelasnya.

Disinggung adanya permainan politik terkait pergantian warna Jembatan Mahakam Kukar, ia dengan tegas membantah hal tersebut. Menurutnya pula, sebelum pemimpin daerah sebelumnya, yang kebetulan diusung dengan partai berwarna kuning, jauh dari itu Kukar sudah identik dengan warna kuning.

Potret aksi damai Perkumpulan Adat Remaong Kutai Berjaya (RKB). [Instagram/@info_kukar]

"Kalau tidak percaya tanya saja dengan tokoh-tokoh adat kutai, karena itu sudah tertulis di dalam buku yang saya pegang, mulai dari buku sejarah, sampai dengan Undang-undang Panji Slaten, sampai Brajaniti," tegasnya.

Kendati itu, ia mengatakan jika tuntutan mereka tidak ditanggapi oleh pihak terkait, pihaknya akan melakukn aksi yang lebih besar lagi. Dibandingkan dengan aksi yang dilakukan pada hari ini.

Baca Juga: Sebanyak Rp 1,345 Miliar Uang Negara Dikembalikan Polres Kukar, Hasil Dari?

Asisten I Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Kukar, Akhmad Taufil Hidayat memberikan tanggapan. Ia mengatakan soal warna merah yang dipilih merupakan hal yang kebetulan dengan partai yang menaungi Edi Damansyah selaku Bupati dan Ketua Partai di Kukar.

Bahkan ia mengklaim, pihaknya sudah memberikan penjelasan signifikan terkait persoalan warna Jembatan Mahakam Kukar yang berubah warna tersebut.

“Ini hanya kebetulan saja karena Bupati kita partai PDIP (warna merah), dan kebetulan dulu kuning (Golkar), itu kan kebetulan semuanya. Kebetulan politik warna-warni juga (warna-warna partai beragam),” jelasnya.

Berkaitan dengan pemberhentian pengecatan sementara, ia berucap akan melaporkan hasil aspirasi Perkumpulan Adat RKB kepada Bupati Edi Damansyah terlebih dahulu.

“Karena kewenangan Bupati dengan PU juga,” pungkasnya.

Kontributor: Apriskian Tauda Parulian

Load More