Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 28 Maret 2022 | 18:00 WIB
Anggota Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur (BP-BKT) Syafruddin Pernyata. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Kaltim)

SuaraKaltim.id - Anggota Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur (BP-BKT) Syafruddin Pernyata mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya memberikan beasiswa terhadap murid anak berkebutuhan khusus, namun juga untuk calon gurunya.


"Beasiswa Kalimantan Timur juga kita buka untuk para calon guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Ini agak aneh awalnya, tapi memang sangat kita butuhkan," ungkapnya, Minggu.


Syafruddin mengungkapkan, alasan beasiswa untuk para pendidik anak berkebutuhan khusus ini dibuka, karena di Kaltim belum ada satupun perguruan tinggi untuk jurusan guru bagi anak berkebutuhan khusus.


"Unmul (Universitas Mulawarman) ada FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), tapi tidak ada pendidikan guru untuk murid berkebutuhan khusus," ungkapnya.

Baca Juga: Penambahan Kasus Meninggal Akibat Covid-19 di Kaltim Ada 1 Orang, Mahulu Zona Kuning, 3 Daerah Lain Zona Oranye


Syafruddin mengungkapkan, keadaan itu bertolak belakang dengan kenyataan tidak ada satu kabupaten dan kota di Kaltim yang tidak memiliki anak autis, tuna rungu, dan tuna daksa.


Hal tersebut menjadi landasan pemikiran siapa yang akan menjadi para guru bagi anak berkebutuhan khusus tersebut, bila tidak ada regenerasi pendidik.


Sebab, ungkapnya, tidak menutup kemungkinan para guru bagi anak berkebutuhan khusus tersebut bakal pensiun dan tidak aktif lagi mengajar.


“Bagi orang tua yang punya anak berkebutuhan khusus itu bisa merintih karena tidak bisa menyekolahkan anak mereka. Atau tetap sekolah tapi gurunya bukan khusus guru untuk anak berkebutuhan khusus," jelas Syafruddin.


Dirinya menerangkan dengan kondisi tersebut pengelola BKT mengusulkan kepada Gubernur Kaltim untuk memberikan beasiswa untuk jurusan guru berkebutuhan khusus.

Baca Juga: Bumi Mulawarman Usulkan Masyarakat Hukum Adat Mului jadi Desa Adat ke Pemerintah Pusat


Usai mendapat restu Gubernur Isran Noor, kerja sama lalu dibuka dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Awalnya tidak ada yang mendaftar.

Load More