Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 09 Agustus 2022 | 18:35 WIB
Mobil tangki air yang terparkir di kawasan RT 33 Kelurahan Muara Rapak. [Suara.com/Arif Fadillah]

SuaraKaltim.id - Masalah air bersih rupanya dirasakan warga Balikpapan Utara. Herman warga RT 33 Kelurahan Muara Rapak sudah tiga hari belakangan ini sulit mendapatkan air bersih.

Padahal selama bertahun-tahun ini di kawasan tersebut selalu mendapatkan air bersih. 

"Sudah 3 hari ini mati air. Sekarang tidak tahu mau mandi di mana. Kalau kemarin masih ada sisa air tampungan," ujar Herman, Selasa (9/8/2022) 

Hal serupa juga dirasakan warga lainnya, Siti yang mesti membeli air bersih 1.200 liter untuk kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga: Kebakaran Terjadi di RT 27 Klandasan Ulu Balikpapan Kota, Warga: Angin Kencang

"Jadinya boros, karena kalau air PDAM tempat kami ada. Setiap bulan juga bayar," katanya. 

Keluhan warga Muara Rapak sama persis dengan yang dialami Kelurahan Gunung Samarinda Balikpapan Utara terkait krisis air bersih.

Bahkan mereka sudah merasakan puluhan tahun mendapatkan layanan yang kurang memuaskan dari Perumda Tirta Manuntung

Sementara itu, Plt Direktur Utama Perumda Tirta Manuntung, Purnamawati mengatakan sudah menurunkan personel ke lapangan untuk menemukan akar permasalahan distribusi air yang dialami warga Muara Rapak.

"Tadi malam tim kami melakukan rekayasa valve untuk daerah RT 49 Muara Rapak yang sejalur dengan RT 33. Sudah ada aliran tapi masih kecil, jadi sudah masuk ke tahap normalisasi," katanya. 

Baca Juga: Warga Balikpapan Kesulitan Cari Gas Elpiji 3 Kg, Pertamina Sebut Sudah Tambah Pasokan

Selain merekayasa valve, Perumda Tirta Manuntung tengah mencari penyebab terhambatnya aliran air di daerah tersebut. 

"Karena air ya pasti sekitarnya kena imbas nya, tim kami sedang membuat rekayasa supaya bisa ngalir. Kami mohon warga untuk bersabar," ungkapnya.

Anggota Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung, Adi Supriadi mengakui masih banyak beberapa kawasan di Kota Minyak yang belum mendapatkan layanan maksimal. Selain debit air yang terbatas juga dikarenakan tingkat kebocoran yang cukup tinggi. 

"Saat ini manajemen sedang membenahi mengurangi tingkat kebocoran, memperbaiki jaringan pipa distribusi. Agar maksimal. Sehingga daerah yang belum maksimal bisa dapat air bersih," katanya kepada Suara.com, Selasa (9/8/2022). 

Ditambahkan Adi berdasarkan data dari Perumda Tirta Manuntung saat ini tingkat kebocoran mencapai 36 persen. Terjadinya kebocoran tersebut juga disebabkan faktor usia pipa yang 30 tahun beroperasi. 

"Saat ini debit air yang kita distribusi 41 juta kubik setahun. Sebenarnya masih kurang. Faktor lain juga karena persoalan angka kebocoran yang cukup tinggi. Saya optimis layanan bisa maksimal kalau itu teratasi," katanya. 

Kontributor: Arif Fadillah

Load More