Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 05 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Pangan di pasar. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Pada September 2022, Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami inflasi setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada September 2022 tercatat inflasi sebesar 0,85% (month-to-month/mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,26% (mtm).

Melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, capaian ini membuat inflasi tahunan Kaltim pada September 2022 tercatat sebesar 5,69% (Year On Year/YoY), lebih rendah dibandingkan capaian nasional yang berada pada 5,95% (yoy).

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi pada bulan ini utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok transportasi.

Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Baca Juga: Inflasi RI Melejit ke 6 Persen, Menko Airlangga Prediksi Turun 4 Bulan Lagi

Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang merupakan dampak dari meningkatnya biaya energi global merupakan kontributor inflasi pada kelompok transportasi.

Komoditas utama yang mendorong inflasi kelompok transportasi hingga 8,12% (mtm) adalah bensin dan angkutan dalam kota.

Adapun, penyesuaian harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah merupakan langkah alih subsidi serta bertujuan untuk menjaga kesehatan fiskal negara.

Namun demikian, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh harga komoditas pangan masih mengalami penurunan harga. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,73% (mtm).

Penurunan harga utamanya terjadi pada komoditas berupa bawang merah, cabai rawit, ikan layang, tomat, dan minyak goreng.

Baca Juga: Batam dan Tanjungpinang Penyumbang Inflasi Terbesar di Kepri karena Kenaikan Tarif Transportasi

Deflasi pada kelompok pangan tersebut didorong oleh momen panen komoditas hortikultura yang masih berlangsung pada beberapa wilayah sentra produksi di tengah mulai melandainya harga CPO sebagai bahan baku utama minyak goreng.

Menyikapi kondisi tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya melakukan optimalisasi pengendalian inflasi untuk mengantisipasi dampak penyesuaian harga energi terhadap komoditas pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Untuk itu TPID Kaltim dan Samarinda telah melaksanakan launching GNPIP meliputi beberapa program unggulan pengendalian inflasi seperti gerakan urban farming (menanam 7.700 bibit cabai), gelar pasar murah dan operasi pasar, kerjasama dengan daerah sumber komoditas pangan utamanya beras, digitalisasi pemasaran dan pembayaran komoditas inflasi, serta koordinasi insentif fiskal.

Segenap upaya yang dilaksanakan oleh TPID di wilayah Kaltim ditempuh melalui sinergi dan dukungan seluruh pihak agar daya beli masyarakat terjaga sehingga mendukung momentum pemulihan ekonomi Kaltim.

Load More