"Setelah ada penetapan IKN. Mulailah muncul plang yang mengklaim kepemilikan mangrove. Setelah keluar undang-undang mulai terjadi pembukaan mangrove. Klaim dilaporkan nelayan saat terjadi pembukaan mangrove. Ada yang sampai KLHK turun," katanya.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna Asnawati Safitri menegaskan, pentingnya kerja sama antardaerah untuk lingkungan hidup, termasuk pengelolaan dan perlindungan Teluk Balikpapan.
Salah satunya koridor satwa yang sedang dipersiapkan penyusunannya untuk perlindungan satwa.
"Di wilayah IKN berlaku Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis IKN dan RDTR, (bukan RTRW Kaltim) di mana sebagian besar ekosistem mangrove masuk areal lindung," jelasnya.
Baca Juga: Banjir di Sepaku Bukan Berada di KIPP IKN Nusantara, Tapi di Sini Persisnya
***
Secara umum, setidaknya ada dua jenis pesut yang ada di Kalimantan Timur, yakni pesut Teluk Balikpapan dan pesut Mahakam.
Menurut Danielle Kreb peneliti dari Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), secara DNA kedua pesut sudah berbeda. Dilihat secara morfologi, Pesut Mahakam cukup gemuk dibandingkan Pesut Teluk Balikpapan. Kedua pesut itu sama-sama dalam kondisi terancam punah.
"Kalau dilihat dari rawan kepunahan tentu Pesut Mahakam yang paling kritis. Tapi keduanya sama-sama terancam punah," kata Danielle.
Ukuran pesut memiliki panjang hingga 114 cm dengan berat hampir 50 kilogram untuk pesut dewasa. Sedangkan bayi pesut memiliki panjang 91 cm dengan berat sekira 10 kilogram.
Baca Juga: Duh, Kawasan IKN Sering Dilanda Banjir Tahunan, Sekcam Sepaku: Sudah Dari Dulu
Mereka memiliki kebiasaan hidup berkelompok. Biasanya satu kelompok terdapat 4 hingga 12 ekor. Makanan mereka biasanya ikan-ikan kecil, cumi-cumi, hingga udang.
"Ketika mereka mengobok-obok air dari dalam ke permukaan itu membantu terjadinya fotosintesis. Dia turut mengangkat plankton yang jadi sumber makan ikan. Artinya, rantai makanan berjalan dengan baik," ujar Danielle.
Menghitung Pesut yang Tersisa
Data terakhir yang dimiliki RASI pada 2015 ada 73 ekor Pesut Teluk Balikpapan. Jumlah tersebut masih bisa berkurang pasca tumpahan minyak di Teluk pada 2018 silam. Saat itu ditemukan tiga pesut yang mati karena tumpahan minyak.
Pesut Teluk Balikpapan merupakan penghuni tetap atau residen untuk Teluk Balikpapan, karena 54 persen dari seluruh individu yang pernah diidentifikasi dari tahun 2008, 2011, dan 2015 ditemukan dalam survei dengan interval tiga hingga empat tahun dan tahun tahun mengindikasikan bergantungnya pesut pada Teluk Balikpapan.
Tak hanya pesut, biodiversitas lainnya seperti buaya muara, bekantan, dugong, hingga lumba-lumba juga menggantungkan hidup di Teluk Balikpapan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
Terkini
-
7 Syarat Debt Collector Pinjol Boleh Tagih Utang ke Kantor Konsumen, Melanggar Bisa Dipenjara!
-
6 Kebiasaan Jelang Tidur yang Ampuh Jaga Kesehatan Otak, Wajib Coba Agar Hidup Berkualitas!
-
Seleksi Direksi BUMD Kaltim 2025 Resmi Dibuka, Ini Syarat Lengkapnya
-
Pemetaan Ormas Dipercepat, DPRD Kaltim: Demi Keamanan dan Investasi di IKN
-
Buruan! Saldo Gratis DANA Kaget Hari Ini Sudah Tersebar, Cek Link-nya