Jaraknya pun tak cukup jauh, sekira lima meter. Kali ini, sedikit lebih lama dibanding penampakan pesut di Sungai Riko, sekira 15 detik. Ekornya saat hendak menyelam terlihat jelas. Setelah itu tak menampakkan lagi.
Bagi masyarakat Pantai Lango dan Jenebora, pesut sudah seperti pemberi sinyal. Sebuah navigasi keberadaan ikan bagi masyarakat. Namun itu berlaku 10 tahun yang lalu.
Sejatinya, pesut dengan Warga Jenebora maupun Pantai Lango sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Pesut yang dikenal sebagai mamalia jinak, kerap bermain-main hingga di tepi rumah warga yang menjorok ke pinggir laut.
Menurut Mansur, terkadang pesut masuk ke sela-sela bawah rumah. Tapi kini, pemandangan yang hanya ada dalam ingatan pria berusia kepala empat ini tinggalah kenangan semata.
Baca Juga: Banjir di Sepaku Bukan Berada di KIPP IKN Nusantara, Tapi di Sini Persisnya
"Sekarang susah cari ikan. Ya bisa dilihat saja, pesut sudah jarang terlihat. Padahal biasanya di mana ada pesut di situ ada karang yang menandakan ada banyak ikan juga," katanya.
Bagi Mansyur yang berasal dari Desa Jenebora, Teluk Balikpapan merupakan bagian dari kehidupannya. Dari hasil Teluk Balikpapan, ia bertahan hidup menafkahi keluarganya. Ia mengungkapkan, saat ini hanya mampu mendapatkan dua hingga lima kilogram ikan per hari.
Diakuinya, saat ini memang sulit mendapatkan ikan, apalagi sejak banyaknya industri bermunculan di sekitar Teluk Balikpapan. Lantaran itu pula yang membuat anak-anak Mansur enggan mengikuti jejaknya sebagai nelayan.
"Anak saya tiga. Pertama dan kedua sudah kerja di perusahaan. Mereka juga tidak tertarik jadi nelayan, nyamannya kerja di perusahaan karena ada gaji tetap," jelas Mansur.
Banyaknya aktivitas industri di pesisir teluk seperti Kawasan Industri Kariangau dan Kawasan Industri Buluminung membuat keberadaan pesut kian terancam. Belum lagi, proyek IKN yang menjadikan Teluk Balikpapan sebagai jalur untuk mendistribusikan logistik.
Baca Juga: Duh, Kawasan IKN Sering Dilanda Banjir Tahunan, Sekcam Sepaku: Sudah Dari Dulu
Teluk Balikpapan Memprihatinkan
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Benarkah Dana Haji 2022 Dipakai untuk Pembangunan IKN?
-
IKN Terancam Mangrak, Mirisnya Jejak Digital Artis yang Promosi: Singgung Kemewahan
-
Gol Dramatis Jelang Bubaran, Borneo FC Kalahkan Kaya FC-Iloilo
-
Sama-Sama Telan Biaya Besar, Tugu Pesut Samarinda Dibandingkan dengan Kantor Desa Rancah Ciamis
-
Anggap ASN Tak Punya Pilihan Bila Dipindah ke IKN: Kalau Tidak Mau, Ya Resign
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
-
Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
Terkini
-
Jadwal Imsak untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 14 Maret 2025
-
Sidak Satgas Pangan: Minyakita di Balikpapan Kurang Takaran, Melebihi Batas Toleransi
-
Efisiensi Anggaran Prabowo Berdampak: Jumlah Penumpang Bandara APT Pranoto Anjlok
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 13 Maret 2025