Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 31 Oktober 2023 | 19:00 WIB
Ilustrasi Suku Dayak Benuaq. [Ist]

SuaraKaltim.id - Suku asli di Kalimantan Timur (Kaltim) menyimpan banyak tradisi dan sejarah yang turun temurun sesuai dengan kepercayaan mereka masing-masing.

Dikutip dari buku karya Emanuel Laurentius, ada beragam suku asli di Kaltim yang sebenarnya menurut sejarah mereka berasal dari satu keturunan yang sama.

Hal ini tertulis dalam peribahasa dengan bunyi "Nyui tunutn sepootn tangkai, bengkiraai eraai wakaai rait bencaikng langit, Datu turu seletuntukng butukng, Dara sie tenteekng juma".

Bahasa tersebut merupakan peribahasa dari suku asli Kutai Barat yang bermakna sebenarnya mereka berasal dari satu keturunan yang tak dapat dipisahkan. Selain keturunan yang sama, juga termasuk dengan lingkungan alam sekitarnya.

Baca Juga: Perusahaan Tambang di Kaltim Diwajibkan Dewan Tutup Void: Kembalikan Fungsi Lahan Sesuai dengan Dokumen AMDAL

Jika dibedah satu per satu, nyui tunutn sepootn tangkai artinya menunjukan buah kelapa berasal sari satu tangkai dan buah pinang juga berasal dari satu tangkai.

Bengkiraai eraai wakaai-rait bencaikng langit berarti akar walaupun merambat kemana-mana namun tetap berpokok pada satu akar.

Bencaikng langit merupakan gelar dari akar bengkiraai, lalu datu turu seletuntukng butukng berarti Datu terdiri dari tujuh orang bersaudara yang berasal dari satu rahim.

Dara sie tenteekng juma berarti Dara yang terdiri dari sembilan orang bersaudara yang berasal dari rentetan ari-ari yang sama pula.

Mitos asal-usul makhluk yang ada dimuka bumi ini menurut kepercayaan mereka adalah berasal dari Pohon Putaakng. Pohon Putaakng, dianggap sebagai pohon kehidupan.

Baca Juga: BMKG Kembali Deteksi 462 Titik Panas Tersebar di 7 Kabupaten Kaltim

Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah menyebut pohon kehidupan dengan istilah batang garing. Pohon putaakng yang dimaksud sebagai pohon kehidupan bukanlah semua pohon putaakng, tetapi hanya satu pohon putaakng raksasa yang diberi gelar "Putaakng Kayutn Naing".

Kontributor: Maliana

Load More