Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 01 Desember 2023 | 14:23 WIB
Ilustrasi santri perempuan. [Ist]

SuaraKaltim.id - Kakak korban mengaku adiknya yang berumur 18 tahun mengalami trauma berat akibat perbuatan oknum pimpinan pondok pesantren (Ponpes) yang diduga melakukan pelecehan seksual di Bontang Selatan. 

Korban diketahui bukan pertama kali mendapat perbuatan tercela itu. Pasalnya, kejadian itu sudah berlangsung sejak Agustus 2022 lalu.

Bahkan sebelum mencuat, korban sempat mengalami kejadian serupa. Menurut sang kakak, perilaku oknum pimpinan ponpes sudah kelewatan.

"Adik saya trauma berat. Karena memang perilaku oknum pimpinan Ponpes sudah sangat kelewatan. Ini sekarang sudah di rumah korban," katanya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Jumat (30/11/2023).

Baca Juga: Dilaporkan Karena Kasus Asusila, Oknum Pimpinan Ponpes di Bontang Terdaftar Caleg

Hingga kini, pihak pelapor menunggu hasil tindaklanjut dari Polres Bontang. Dirinya berharap kasus ini bisa terungkap dengan sejelas-jelasnya. 

Dia juga mengaku tak ingin dari kasus ini mencoreng pondok pesantren lainnya. Ditulis sebelumnya, sebelum beraksi oknum tersebut menyuruh korban setoran hafalan Alquran. 

Kemudian saat dikamar pribadinya oknum tersebut meminta korban untuk memijit. Setelah itu baru melakukan aksi pelecehan seksual

Semua bukti pun sudah disimpan oleh korban dan diberi oleh penyidik Polres Bontang. Karena korban menyimpan screenshot percakapan ajakan dan ancaman dari oknum ustadz tersebut. 

"Harus ditindaklanjuti seterang-terangnya. Kami berharap pelaku bisa ditangkap," pungkasnya.

Baca Juga: Pimpinan Ponpes di Bontang DIlaporkan, Santri Jadi Korban Asusila dengan Modus Hafalan Al-Qur'an

Load More