SuaraKaltim.id - Basis pendataan jumlah warga miskin di Bontang diragukan semua pihak. Pun Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-PM) yang memproduksi data kemiskinan juga ragu dengan hasilnya.
DPRD Bontang meminta agar pemerintah segera merevisi pendataan jumlah warga miskin. Program penanggulangan kemiskinan sulit tepat sasaran apabila basis datanya kacau.
Anggota Komisi I DPRD Bontang Raking mendesak revisi dilakukan segera. Pemerintah melalui laman Simpatiku mencatat jumlah warga miskin mencapai 47 ribu orang.
Website Simpatiku merupakan laman yang dikelola Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang. Laman yang diluncurkan pada 2022 lalu itu, kini telah menghimpun sejumlah data dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Baca Juga: Polisi Siaga 24 Jam Selama 12 Hari di Bontang Jelang Nataru
Pencatatan jumlah warga miskin bersumber dari Dissos-PM. Data itu kemudian diinput dalam bentuk grafik di website Simpatiku.
Di laman website Simpatiku tercatat jumlah penduduk miskin sebanyak 47.102 orang, dengan kata lain sekitar 25 persen lebih penduduk Bontang hidup dalam kemiskinan.
Data yang dimiliki Dissos-PM berbeda drastis dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang. Pada rilis 2022 jumlah warga miskin tercatat sejumlah 8.390 orang atau 4,5 persen dari total penduduk Bontang.
"Itu tak wajar kelirunya, masa data berbeda drastis," ungkap Raking, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (21/12/2023).
Kepala Dissos-PM Bahtiar Mabe mengaku, dirinya ragu dengan data kemiskinan saat ini. Namun, ia berdalih sumber data tersebut berasal dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos) serta Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kemenko Bidang Perekonomian.
Baca Juga: Polres Bontang Larang Pesta Kembang Api Jelang Nataru
Pendataan yang dinilai semrawut itu lantaran tak dilakukan verifikasi secara faktual. Rencananya, tahun depan ia mensurvei kemiskinan orang per orang berikut dengan titik koordinat rumahnya.
Berita Terkait
-
Review Novel 'The Grapes of Wrath': Melawan Nasib, Mencari Keadilan
-
Blak-blakan Budiman Sudjatmiko: dari Kereta Barang hingga Rencana Dahsyat Entaskan Kemiskinan
-
Rp30 Triliun Zakat: Benarkah Cukup untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem?
-
Antam Perkuat Peran BUMN dalam Pengentasan Kemiskinan melalui Safari Ramadan dan Pasar Murah
-
5 Rencana Sekolah Rakyat Prabowo: Punya Misi Putus Rantai Kemiskinan
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- TIPU UGM Daftarkan Gugatan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi ke Pengadilan
- Rebut Mic dari Pengacara, Adab Lisa Mariana Kena Sentil Psikolog: Emang Ini Sinetron?
Pilihan
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
-
Tanpa Tedeng Aling-aling, Pramono Sebut Bank DKI Tidak Dikelola Profesional: Banyak Kasus Terus!
-
5 HP Murah Mirip iPhone 16: Harga Mulai Sejutaan, Bikin Orang Terkecoh!
-
Kiprah La Nyalla Mattalitti Saat Geger Geden PSSI Kini Rumahnya Digeledah KPK
Terkini
-
Sidang Lanjutan Kasus Penyerobotan Lahan di Telemow, Jaksa Tolak Eksepsi Terdakwa
-
3,2 Hektare Hutan Pendidikan Unmul Dibuka Tambang, Gakkum LHK Lakukan Penyelidikan
-
Akses Baru ke IKN: PPU Anggarkan Rp 50 Miliar Bangun Jalan Penghubung
-
Klaim Bantuan Kompensasi Motor Rusak di Samarinda: Syarat dan Cara Mudah Mendapatkan Rp 300 Ribu
-
Janji Tinggal Janji? Bengkel Gratis Pertamina untuk Korban BBM Rusak Belum Jelas