SuaraKaltim.id - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarty mengatakan, Balikpapan saat ini masih kekurangan Tenaga Kesehatan (Nakes) dan meningkatnya beragam penyakit. Hal itu dia sampaikan belum lama ini.
"Jumlah Nakes yang ada di bawah Dinas kesehatan Balikpapan tahun 2023 ada sebanyak 1.025 termasuk tenaga PPPK,” katanya, disadur dari ANTARA, Jumat (12/10/2024).
Dia menyebutkan, kekurangan Nakes tersebut disebabkan Kota Balikpapan tidak memiliki fakultas kedokteran, selain dari Poltekkes yang merupakan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov). Selama ini Dinkes Balikpapan mengharapkan dokter dari luar daerah.
"Meski di Kaltim ada Universitas Mulawarman (Unmul) di Samarinda, tapi lulusannya juga terbatas," imbuhnya.
Dikemukakannya, di sisi lain, Dinkes Balikpapan memiliki tanggung jawab untuk melengkapi sembilan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas.
Kota Balikpapan memiliki sebanyak 27 Puskesmas. Hal itu berarti, Dinkes Balikpapan harus menyediakan sebanyak 243 Nakes.
"Jika tidak terpenuhi, maka belum memenuhi standar," ujarnya.
Lanjutnya, sembilan jenis tenaga kesehatan itu yakni dokter gigi, perawat, bidan, tenaga farmasi, analisis kesehatan, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan ahli tenaga laboratorium medis.
Selain itu juga Dinkes Balikpapan harus menyiapkan tenaga kesehatan di dua rumah sakit yang segera dibangun oleh Pemerintah Kota, kedua rumah sakit itu berlokasi di Balikpapan Timur dan Balikpapan Barat.
Baca Juga: Meninggal saat Sujud, Andi Syamsul Bahri Dikenal sebagai Sosok yang Rajin Mengaji
"Kedua rumah sakit itu merupakan program prioritas Wali Kota Rahmad Mas'ud," ucapnya.
Oleh sebab itu, Dinkes Balikpapan terus berupaya bagaimana caranya mendapatkan tenaga kesehatan yang spesialis dan sub spesialis.
"Apakah kami nantinya menjalin kerja sama dengan fakultas kedokteran, seperti dengan UI, UGM dan lainnya," tuturnya.
Menurutnya, kekurangan Nakes menjadi tantangan dari Dinkes Balikpapan. Tantangan lainnya adalah munculnya beragam penyakit yang mengintai dan cenderung meningkat
Sri Juliarty menuturkan, jika sebelumnya COVID-19 , maka sekarang ini adalah masalah stunting, tuberkulosis (TBC) yang angkanya terus naik, serta penyakit yang banyak menyebabkan kematian dan menelan biaya tinggi seperti jantung, kanker, hingga stroke.
"Ini tantangan kita setelah pandemi COVID-19. Meski demikian Dinkes Balikpapan saat ini tengah berupaya mengendalikan diabetes yang di klaim cukup mengalami peningkatan kasusnya," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
Terkini
-
IKN Dibuka Lebar untuk Dunia: Basuki Tegaskan Komitmen Investasi Sehat dan Berkelanjutan
-
BMKG Ingatkan Kaltim: Kemarau Basah Bisa Picu Karhutla dan Krisis Air
-
Seno Aji Tegaskan FKDM sebagai Mitra Strategis Jaga Keamanan Wilayah
-
Revisi UU IKN Mengemuka, DPRD Kaltim: Jangan Gegabah Ubah Aturan!
-
Ketika Elpiji Harus Diantar dengan Ketinting: Cerita Distribusi Energi di Mahulu