SuaraKaltim.id - Upacara adat Belian Bawo merupakan ritual menyembuhkan orang sakit ala suku Dayak Benuaq yang terkenal hingga saat ini.
Istilah bawo sendiri berarti daerah bukit atau gunung dan sering diartikan sebagai nama sub suku Dayak yang mendiami daerah dataran tinggi.
Letak dari sub suku Dayak ini biasanya berada di perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel).
Lantas fungsi dari upacara belian bawo adalah untuk menyelidiki penyebab penyakit yang diderita oleh seseorang dan mencari tahu bagaimana cara menyembuhkannya.
Baca Juga: Apa Itu Kelentangan? Musik Tradisional Khas Suku Dayak Benuaq
Sementara, orang yang ahli dalam mengobati ini disebut pemeliaten. Pada saat melaksanakan upacara belian bawo, pemeliaten pun tidak boleh memakai pakaian yang sembarang.
Mereka harus memakai pakaian adat tradisional dan mempersiapkan diri dengan
mencoret bagian-bagian khusus dari tubuhnya dengan kapur sirih.
Biasanya, coretan itu adalah satu coretan di pipi kiri dan satu coretan di pipi kanan. Kemudian satu coretan di bagian dada sebelah kanan, empat coretan di lengan kanan dan empat coretan lengan kiri.
Kapur sirih ini berfungsi sebagai tanda pengenal pemeliaten untuk mengadakan hubungan dengan makhluk halus. Pemeliaten percaya dari tanda itu maka makhluk halus mau berhubungan dengan dia.
Pemeliaten kemudian memakai destar atau laukng dalam bahasa Benuaq yang artinya ikat kepala. Apabila pemeliaten memakai destar hitam polos, artinya ia menolak sihir hitam.
Baca Juga: Adat Pengantin Dayak Kanayatn, Dilarang Menikah dengan Kerabat Keluarga
Kemudian apabila ia mengenakan destar hitam bergaris putih, ia tidak dapat menolak segala sihir hitam dalam segala bentuknya.
Destar itu juga berfungsi sebagai tempat meletakkan mangkuk berisi beras yang ditancapkan sebatang dian yang menyala yang berfungsi sebagai penerangan bagi pemeliaten ketika berhubungan dengan makhluk-makhluk halus.
Pemeliaten sendiri tidak memakai baju tetapi di badannya disilangkan kalung yang terdiri dari manik-manik dan patung-patung kecil.
Untuk celananya, pemeliten mengenakan kain panjang atau tapeh belian bawo yang berhias lalu di pinggagnya dililitkan kain panjang yang dihiasi ujungnya yang dinamai sempilit.
Kedua ujung sempilit ini tergantung
di samping kiri dan kanan kaki, sejajar dengan ujung tapeh di sebelah bawah.
Tapeh itu berfungsi untuk menutupi bagian bawah tubuh pemeliaten. Selain itu, tapeh berfungsi pula untuk menentukan tinggi rendahnya pengetahuan pemeliaten tentang sihir hitam dan sihir putih.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Cara Aman Klaim Saldo Gratis, Klik Kumpulan Link DANA Kaget Aktif Terbaru Hari Ini
-
Rezeki Jumat Sebelum Gajian, 3 Link DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Isi Dompet Digitalmu
-
Partai Penutup Sarat Makna, Borneo FC Siap Hadapi Momen Perpisahan
-
10 Link Saldo Gratis DANA Kaget Hari Ini, Segera Klik!
-
Anak 6 Tahun di Samarinda Jualan Tisu dan Gores Mobil, Orang Tua Malah Menyuruh