SuaraKaltim.id - Suku Benuaq merupakan sub suku Dayak yang berasal dari daerah Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Saat ini, masyarakat suku Dayak Benuaq menggunakan pakaian sehari-hari yang tidak jauh berbeda dari masyarakat kebanyakan.
Tetapi sebelum era modern seperti sekarang, cara berpakaian dari masyarakat suku Dayak Benuaq masih sangat berciri khas tradisional.
Kemudian perubahan berpakaian ini terjadi seiring berjalannya waktu dari masyarakat di perkotaan hingga masyarakat suku Dayak Benuaq di desa-desa.
Baca Juga: Apa Itu Kelentangan? Musik Tradisional Khas Suku Dayak Benuaq
Pada zaman sebelum perang, pakaian sehari-hari suku-suku Dayak, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua masih terlihat tradisional ala suku-suku Dayak.
Pada bayi dan anak-anak, mereka telanjang bulat atau hanya memakai kancut atau cawat saja.
Pakaian gadis-gadis hanya memakai tapeh sela atau ulap tanpa baju kemudian pemuda hanya memakai cawat dan lawung (destar) atau ikat kepala topi saja.
Saat ini wanita dewasa atau yang sudah bersuami menggunakan pakaian sehari-hari di rumah seperti daster atau rok yang dibeli di toko.
Pakaian Wanita Suku Dayak Zaman Dahulu
Baca Juga: Adat Pengantin Dayak Kanayatn, Dilarang Menikah dengan Kerabat Keluarga
Dahulu wanita tua atau wanita dewasa memakai kebaya tangan panjang atau tangan pendek dan tapeh ulap (tapeh sela). Tetapi hingga kini kebiasaan itu masih ada dan dipakai oleh kaum wanita suku Benuaq.
Sarung yang dipakai sebagai tapeh tradisional ialah ulap, jenis sarung yang berbelah di belakangnya. Menurut mereka, menggunakan tapeh sela seperti itu memudahkan mereka bergerak dari pada jika dijahit seluruhnya.
Ulap atau tapeh sela yang dipakai sehari-hari biasanya berwarna hitam. Berbeda dengan tapeh sela yang dipakai pada waktu upacara adat dihiasi dengan kam yang berwarna-warni bermotip daun-daunan dan bunga-bungaan.
Sementara, baju yang dipakai wanita bekerja adalah baju potongan kebaya tangan panjang atau tangan pendek.
Tetapi ada juga yang memakai sarung, tapeh sela, atau memakai celana dan umumnya celana panjang supaya lebih mudah bergerak dan tidak terkait oleh ranting-ranting atau dahan kayu. Apabila memakai tapeh atau sarung, agak sulit dan kurang tagkas bergerak.
Di zaman dahulu, wanita-wanita yang bekerja di ladang tidak memakai alas kaki, tetapi sekarang untuk melindungi kaki atau tapak kakinya dari benda tajam, mereka memakai sandal atau sepatu karet.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
-
Laku Dayak Indramayu Menghargai Perasaan Orang Lain
-
Jatam Ungkap Cara KCP 'Usir' Warga Lokal dari Lokasi Tambang: Sungai Diracun, Sekolah Ditutup
-
Heboh di Medsos, Gibran Kena Kritik karena Diduga Pakai Baju Adat Papua untuk Wanita di Upacara HUT Ke-79 RI
-
Adu Gaya Menantu Presiden Pakai Baju Bodo di IKN: Annisa Pohan yang Elegan vs Erina Gudono yang Ceria
-
Menteri AHY Menangkan Busana Adat Terbaik pada Upacara Penurunan Bendera Sang Merah Putih
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
Terkini
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Generasi Z hingga Baby Boomers: Isran-Hadi Dominasi Survei Poltracking
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Kejar Mimpi di Samarinda: Konser CIMB Niaga Angkat Talenta Lokal
-
Pembagian Uang di Dome Balikpapan, Irma Suryani: Murni Kebiasaan, Bukan Kampanye