SuaraKaltim.id - Sejarah Erau tak terlepas dari kejadian lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti, pendiri dari Kerajaan Kutai Kartanegara (Kukar) yang memerintah dari tahun 1300 hingga 1325.
Tradisi masyarakat Kutai yang sering diucapkan dengan istilah Erau di Kukar mengandung nilai dan fakta historis yang shahih.
Bahkan kelahiran dari Aji Batara Agung Dewa Sakti ini ditulis sebuah kitab dalam bentuk bahasa Arab Melayu yang mengisahkan tentang kehidupan raja-raja Kutai Kertanegara.
Salah satu kisah yang dituliskan adalah kisah lahirnya dan kehidupan Aji Batara Agung Dewa Sakti.
Menurut sejarah, Erau pertama kali dilaksanakan pada upacara tijak tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun.
Setelah dewasa dan diangkat menjadi Raja Kukar yang pertama, Erau selalu diadakan setiap terjadinya penggantian atau penobatan Raja Kukar.
Dalam perkembangannya, upacara Erau selain sebagai upacara penobatan Raja, juga untuk pemberian gelar dari Raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap kerajaan.
Setelah Kerajaan Kutai ini berubah dan menjadi Kesultanan, bagaimana unsur Islam dalam sejarah Erau?
Adapun seperti diketahui, Islam sangat menghargai dan menghormati akan adat istiadat yang berlaku di suatu masyarakat.
Hal ini tercantum di dalam kaidah Ushul Fiqh yang menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan adat, dalam Ushul Fiqh terdapat pembahasan masalah adat atau disebut pula dengan 'Urf.
Dalam ushul tersebut dijelaskan bahwa adat bisa menjadi sebuah hukum apabila memenuhi ketentuan-ketentuan syariat Islam.
Mengenai sejarah lahirnya Erau, ada beberapa poin yang sangat menarik untuk dikaji menurut pandangan pemikiran atau menurut fiqh Islam.
Salah satu poin tersebut adalah tentang prosesi Tijak Tanah dan mandi ke Tepian yang dilakukan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti ketika berusia 5 tahun.
Di dalam prosesi Tijak Tanah dan diikuti dengan mandi ke Tepian, seseorang harus mengkorbankan beberapa orang untuk dijadikan korban.
Biasanya, obyek yang akan dijadikan korban adalah beberapa kepala manusia baik laki-laki maupun perempuan, dan juga beberapa kepala kepala kerbau jantan maupun bentina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
Terkini
-
Kemendagri Dampingi Bangkalan Susun Perda Pajak dan Retribusi yang Lebih Adaptif
-
DPR Minta Pendirian Pesantren Wajib Sertifikat Laik Fungsi
-
Menkum Supratman Tegaskan Penyidik TNI Hanya Tangani Anggota Sendiri di RUU Keamanan Siber
-
Belajar dari Tragedi Al Khoziny, Ahmad Ali Serukan Solidaritas dan Pengawasan Ketat Bangunan
-
Prabowo Dorong Meritokrasi di TNI: Kualitas Jadi Tolok Ukur, Bukan Senioritas