SuaraKaltim.id - Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu daerah yang dikenal dengan kentalnya adat istiadat yang masih terus dilestarikan hingga kini.
Salah satu ritual adat yang masih dilaksanakan setiap tahunnya adalah beragam upacara adat dengan tujuan dan makna yang berbeda-beda.
Upacara adat Nebe'e Rau menjadi salah satu upacara adat yang masih berlangsung dan menjadi upacara tahunan di Kalimantan Timur.
Upacara ini dikenal juga sebagai upacara tanam padi yang artinya ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak atas ladang mereka yang bisa ditanami padi dan berharap hasil panennya berlimpah.
Bisa dibilang, Nebe'e Rau menjadi upacara tahunan yang digelar oleh masyarakat setempat untuk kepentingan bersama.
Biasanya, setelah menggelar upacara Nebe'e Rau yang merupakan upacara syukuran agar hasil melimpah, selanjutnya digelar upacara Erau.
Erau adalah upacara adat yang biasanya juga dilakukan setahun sekali, terlebih setelah upacara Nebe'e Rau, sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas melimpahnya hasil panen.
Nebe’e Rau yang dikenal juga dengan sebutan upacara tanam padi biasanya diramaikan dengan berbagai macam tarian tradisional.
Di antaranya seperti tarian Lali Uga'l yang merupakan tarian sakral, terdapat juga tarian Hudo'q Apa'h dan tarian Henda'q Uling. Tarian adat ini hanya boleh ditampilkan didalam Lali Uga’l saja.
Baca Juga: Urutan Prosesi Adat Ngerangka'u, dari Tarian hingga Pemotongan Kerbau
Menurut tradisi setempat, konon ketiga tarian tersebut memiliki makna penceritaan peristiwa di masa lalu yang dijadikan sebagai cara untuk mengusir hama.
Tarian cerita di masa lalu yang dijadikan sebagai pengusir hama ini dari bentuk dan besarnya akan sangat membantu masyarakat Dayak dalam menjaga ladang dan hasil tanaman mereka.
Barulah ketika panen sudah berhasil, maka dilangsungkan upacara adat Erau selama kurang lebih 40 hari 40 malam.
Di sisi lain, terdapat tiga jalannya prosesi upacara Nebe'e Rau. Pertama memberikan makanan kepada To'q atau sang raja kampung, tujuannya adalah untuk menjaga kampung tetap aman dan jauh dari kejahatan.
Kedua pelaksanaan upacara adat Nebe'e ini setelahnya diramaikan oleh beberapa tarian tradisional seperti tari Lali Uga'l, yaitu sebuah tarian sakral.
Terakhir dilanjutkan dengan tarian Hudo'q Apa'h dan tarian Henda'q Uling yang merupakan tarian tradisional yang hanya boleh ditampilkan saat Lali Uga'l saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Dr. Dave dan James Kawal Sengketa Tanah Kariangau: Harus Objektif dan Transparan
-
Dishub Permanenkan Jalur Satu Arah di Jalan Abul Hasan Samarinda
-
BGN Akui Mahakam Ulu Masih Jadi 'Blank Spot' MBG di Kaltim
-
Pemerintah Pusat Suntik Rp 100 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Sekitar IKN
-
Lahan 5.298 Meter Persegi Jadi Sengketa, Masa Depan RSHD Samarinda Tak Jelas