SuaraKaltim.id - Suku Dayak Tunjung merupakan salah satu suku bangsa dari sub rumpun Dayak yang masyarakatnya awalnya mendiami kawasan di Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur (Kaltim).
Kemudian, masyarakat suku Dayak Tunjung ini menyebar hingga ke daerah Kecamatan Melak, Kembang Janggut dan Muara Pahu.
Lantas bagaimana kondisi wilayah yang didiami oleh masyarakat Dayak Tunjung?
Rupanya wilayah yang mereka huni ini berhutan lebat yakni hutan primer. Di hutan itu, mereka banyak menghasilkan bermacam-macam kayu dan hasil hutan lainnya.
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Nama Suku Dayak Tunjung, Disebut Jelmaan Para Dewa
Contohnya seperti rotan, damar, sarang burung, bermacam-macam anggrek, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Sementara, fauna yang ada di daerah tersebut pun bermacam-macam seperti orang hutan, kera, babi, rusa, menjangan hingga burung, kurar dan ayam hutan.
Menurut cerita dari nenek moyang, awalnya suku Dayak Tunjung ini menempati wilayah yang berpusat di Kerajaan Kutai Kartanegara.
Pusat kerajaan kala itu adalah di tempat dekat kota Melak, ibukota Kecamatan Melak sekarang, yang bernama Sendawar.
Tetapi kemudian karena tekanan Kerajaan Kutai Kartanegara dan larangan Pemerintah Belanda tentang kebiasaan atau adat mereka mengayau atau memoyong kepala, maka Suku Dayak Tunjung ini berpindah.
Baca Juga: Kenta, Makanan Tradisional Ala Dayak Ngaju yang Disakralkan
Mereka akhirnya menyebar ke pedalaman atau ketempat-tempat yang berjauhan satu sama lain.
Kebiasaan mereka berpindah-pindah tempat ini sesuai pula dengan mata pencaharian mereka sebagai peladang yang berpindah-pindah.
Mereka terdaftar di suatu kampung dan setelah panen biasanya lalu kembali ke kampungnya. Lalu setelah mulai mengerjakan ladang mereka pergi lagi, dan seterusnya.
Kemudian akibat penyebaran itu terjadilah sedikit perbedaan logat bahasa dan wujud kebudayaan, meski tidak begitu mendasar.
Suku Dayak Tunjung setelah menyebar itu menyebabkan terwujudnya bermacam-macam wilayah yang mereka tempat.
Seperti Suku Dayak Tunjung Bubut yang berdiam di Desa Asa, Juhan, Pepas Asa, Juaq Asa, Muara Asa, Ongko Asa, Omban Asa, Nyenyan Asa, Gemuhan Asa dan Kelumpang.
Kemudian suku Tunjung Asli mendiami desa Galeo. Suku Tunjung Bahau mendiami Desa Barong Tongkok, Sekoloq Darat, Sekolaq Mulaq, Sekoloq Ondai, Sekoloq Jaloq.
Ada juga Suku Tunjung hilir yang berdiam di desa Empakung, Bunyu dan Kuangan. Suku Tunjung Lonokng yang berdiam di beberapa desa yaitu Gemuruk, Sekong Rotoq, Sakaq Tada dan Gadur.
Suku Tunjung Hinggang juga berdiam di desa Linggang Melapeh, Luinggang Binggung, Linggang Amer, Linggang Mapan, Marimun dan Muara Batuq.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
-
Sebut Preman Berkedok Ormas Selalu Berulah, Komisi III DPR: Mereka Merasa Penguasa Wilayah
-
Memperbaiki Kualitas Spiritual Melalui Buku Perbaiki Diri, Perbarui Hati
-
Banjir Jakarta Meluas, Ini Daftar Wilayah Terdampak
-
Ulasan Novel Pasta Kacang Merah: Narasi tentang Diterima dan Memaafkan
-
Apa yang akan Terjadi dengan Kehidupan Manusia Jika Tidak Ada Ilmu Fisika?
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
-
Drawing Grup Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil hingga Ghana?
-
Polresta Solo Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
-
Bahaya! JP Morgan Soroti Pernyataan Blunder Pejabat RI, Terbukti IHSG dan Rupiah Anjlok
Terkini
-
Rp 10 Miliar untuk Wifi Gratis, Apa Saja yang Didapat Warga Desa Kaltim?
-
IKN Sudah Mewah, Tapi Tikus Masih Jadi Tuan Rumah?
-
Saat Motor Brebet Jadi Isu Publik, Pemerintah Dinilai Gagal Jaga Komunikasi Krisis
-
3,2 Hektare Hutan Unmul Rusak, Gubernur Kaltim Minta Penegakan Hukum Tegas
-
Dibangun Rp 2 Triliun, Istana Garuda IKN Perpaduan Seni dan Kewibawaan