SuaraKaltim.id - Suku Paser menjadi salah satu suku bangsa yang bermukim di Kalimantan Timur (Kaltim) dan memiliki wilayah dan persebaran penduduknya yang unik.
Suku Paser atau bisa juga disebut Suku Pasir ini tinggal di seluruh wilayah administrasi di bagian Selatan Provinsi Kaltim yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi.
Batas-batas wilayah ini adalah sebelah Selatan dengan Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel), sebelah Utara dengan Kabupaten Kutai, sebelah Timur dengan Selat Makassar, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.
Dataran rendah wilayah ini berada di kiri-kanan sungai dan daerah pantai. Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini terdiri dari sungai Kandilo, sungai Telake, sungai Apod, sungai Kerang, sungai Kuaro, sungai Lomboh Adan, sungai Bebuku dan sungai Tunan.
Sementara, keadaan flora di wilayah ini terdapat berbagai macam bunga anggrek, bermacam jenis pohon-pohonan kayu seperti meranti, ulin, keruing, bengkirai dan lain-lain.
Ada juga pohon buah-buahan seperti durian, langsat, rambutan, nangka, cempedak, dan lain sebagainya.
Kemudian untuk fauna di wilayah Suku Paser ini terdapat berbagai macam unggas ayam hutan, peregam, punai, pipit, dan lain-lain.
Selain itu ada berbagai jenis kera seperti beruk, wawas, lutung, monyet, orang hutan, dan lain-lain. Kemudian berbagai jenis binatang berkaki empat seperti babi, rusa, banteng, kijang, beruang, landak dan lain-lain.
Kemudian di masa lalu, penduduk suku bangsa Paser membangun desanya di tempat-tempat yang sulit dicapai orang.
Baca Juga: Zakat Fitrah di PPU Naik Rp 5-6 Ribu, Ini Rinciannya
Umumnya, rumah-rumah dan perkampungan mereka dibangun di tengah-tengah hutan atau di tepi-tepi sungai, tetapi jauh dari jalan raya.
Desa-desa ini lalu didiami oleh sekelompok kerabat yang jumlahnya antara 20-30 orang. Letak rumah-rumah di desa itu tidak berderet-deret seperti halnya rumah orang-orang Bajau atau Banjar, tetapi tersebar dan berjauhan satu dari yang lain.
Sejak 1962 penduduk di wilayah suku Paser ini sebagian adalah transmigrasi dari daerah Jawa dan daerah lainnya.
Selain orang Jawa, sejak dahulu telah datang secara spontan orang Bugis ke daerah ini. Mereka ini banyak memberikan pengaruh pada suku bangsa Pasir dalam hal bercocok tanam dan berkebun, terutama dalam berkebun kelapa.
Pengaruh orang Bugis tidak saja di kalangan masyarakat kecil, tetapi sampai di kalangan istana kerajaan. Hal ini dapat dilihat pada ukir-ukiran dan bentuk rumah yang sama dengan bentuk rumah orang Bugis.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Link DANA Kaget Terbaru di Hari Minggu, Saldonya Bernilai Rp499 Ribu
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru
-
Kutim Terjebak Warisan Lubang Tambang? Bupati ke KPC: Harusnya Jadi Sumber Penghidupan