SuaraKaltim.id - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni mengatakan ekonomi kreatif (Ekraf) memiliki dampak cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Benua Etam, yakni 5,61 persen.
Hal itu disampaikan Sri Wahyuni saat dirinya berada di Balikpapan beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, angka persentase tersebut jika dirupiahkan mencapai puluhan triliun rupiah.
"Bila dirupiahkan, itu senilai Rp29 triliun. Angka ini tidak kecil, namun cukup besar," katanya, disadur dari ANTARA, Jumat (14/06/2024).
Menurutnya, ada beberapa sektor ekraf unggulan yang menyumbang pertumbuhan ekonomi di Kaltim, seperti sektor kuliner, fesyen, dan kriya.
"Bila dilihat lebih jauh, yang paling besar lagi adalah sektor kuliner," ungkapnya.
Dia mengatakan, beberapa kuliner di Kaltim sudah memiliki identitas untuk mewakili wilayahnya. Seperti salah satunya adalah kue Mantau.
Kue mantau yaitu makanan khas Tionghoa yang telah beradaptasi dan mengalami proses kulturasi sehingga menjadikan makanan satu ini berasal dari Balikpapan.
“Coba bayangkan ada berapa pusat oleh-oleh yang menyediakan mantau di Balikpapan. Sudah banyak, artinya memenuhi demand (permintaan) dari orang yang datang ke sini, untuk dijadikan oleh-oleh,” ucapnya.
Lanjutnya, kue mantau terkenal dari Kota Balikpapan, makanan tersebut diolah sedemikian rupa sehingga memiliki ciri khas khusus.
Kemudian contoh lain adalah amplang yaitu makanan ringan tradisional dari Samarinda. Meskipun dari Samarinda namun kini Amplang bisa ditemukan di daerah lain.
Baca Juga: Promosi Gencar Membuahkan Hasil, Kunjungan Wisman ke Kaltim Melonjak 44,83%
"Hanya saja untuk di Kaltim kita memiliki ciri khas untuk bahan bakunya yakni mulai dari ikan belida, ikan tenggiri, kepiting dan juga ada varian-variannya,” sebutnya.
Oleh sebab itu, dia menilai Ekraf untuk sektor kuliner di Kaltim sudah cukup maju. Kendati demikian itu hanya untuk makanan ringan. Tetapi untuk makanan berat masih perlu penguatan baik layanan sajian maupun lainnya,
Dia mencontohkan seperti masyarakat yang berkunjung di Kaltim bisa menikmati kuliner kepiting atau masakan yang sudah tersedia di Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara (Kukar).
“Tapi kita ingin setiap daerah itu punya kuliner khas yang disajikan dengan standar yang baik, untuk konsumen menengah maupun ke atas,” ujarnya.
Dia berharap kuliner yang tersedia memiliki identitas lokal, sehingga setiap daerah di Kaltim memiliki makanan berat dengan ciri khas masing-masing.
Bila melihat kontribusi pertumbuhan ekonomi tersebut, katanya sudah sepatutnya dilakukan pengukuran secara berkala untuk pengembangan lebih lanjut serta untuk pengembangan sektor lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Skandal 17 Guru Besar di ULM: Rektor Janjikan Pembenahan Total
-
Koperasi Samarinda Tawarkan Beras Lokal untuk Ribuan Porsi MBG
-
Penghijauan Jadi Identitas Baru IKN, Penanaman Pohon Masuk Agenda Rutin
-
Sejak Kelas I SD, Bocah di Samarinda Diduga Dicabuli Hingga Kelas III
-
Pemprov Kaltim Pastikan Lahan Palaran Siap Bangun Sekolah Rakyat