SuaraKaltim.id - Klaim Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang sudah menyelesaikan masalah banjir hingga 70 persen di wilayah tersebut dibantah Ketua Komisi III DPRD Bontang Amir Tosina.
Ia menegaskan, masalah banjir telah berkurang drastis di Bontang. Namun, peristiwa banjir di Bontang masih menjadi momok bagi masyarakat, terutama saat air pasang.
“Permasalahan banjir ini belum berkurang. Kita bisa bilang ini masih menghantui masyarakat. Contohnya di RT. 44 di Kelurahan Gunung Elai, terendam banjir saat hujan,” ujarnya, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (26/08/2024).
Menurutnya, banjir yang terjadi di daerah RT 44 bukan disebabkan oleh air laut yang masuk, melainkan masalah pada sistem drainase. Amir juga meminta Pemkot Bontang untuk proaktif memeriksa kondisi drainase di daerah yang sering terjadi banjir.
Baca Juga: Pemkot Samarinda Buka 100 Formasi CPNS, 60% untuk Tenaga IT
“Pemkot harus meningkatkan kinerja dan rutin melakukan pengecekan drainase saat hujan turun, karena kenyataannya banjir tetap terjadi meski tidak ada air laut yang meningkat,” timpalnya.
“Jadi, terkait klaim Pemkot yang menyebut penyelesaian banjir sudah 60-70 persen, saya membantahnya. Selama saya menjabat Ketua di Komisi III DPRD yang membidangi infrastruktur, menurut saya penyelesaian banjir paling tinggi hanya mencapai 50 persen!,” tegas Amir.
Selain itu, pria yang akrab disapa Atos ini juga mendesak agar pembangunan folder penampung air segera direalisasikan pemerintah. Agar, tidak sekedar wacana
“Saya sebagai anggota DPRD sangat kecewa dengan hal ini. Apa yang menghambat? Jika kepentingan untuk menyelesaikan masalah banjir memang ada, harus segera dilakukan pembebasan lahan tanpa alasan, karena itu solusi untuk membuat folder,” katanya.
Tak hanya itu Atos juga menyoroti permasalahan air baku yang belum direalisasikan. Ia menilai pemerintah lambat dalam menyelesaikan permasalahan lahan, Sementara kata dia masyarakat membutuhkan solusi cepat,
Baca Juga: Pemkot Balikpapan Alokasikan Rp50 Miliar untuk Perombakan Total Pasar Pandansari
“Bagaimana bisa kajian kebutuhan lahan memakan waktu hingga 5 tahun? Ini sangat lambat. Kami yang disoroti masyarakat juga mendesak pemerintah untuk membuktikan bahwa banjir bisa berkurang,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Federal Oil Gelar Ganti Oli Gratis untuk Sepeda Motor Terdampak Banjir
-
Cek Fakta: Banjir di Bekasi Rendam Rumah Elit Setinggi 4 Meter
-
Dikritik Karena Pakai Perahu Karet Saat Cek Banjir, Rano Karno Akui Tak Bisa Senangkan Semua Orang
-
Ada Masjid Baru, DPRD DKI Soroti Pertumbuhan Komunitas Muslim di PIK
-
Peringatan BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Periode Mudik Lebaran 2025, Ini Wilayahnya
Tag
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
-
Steve Saerang: Revolusi AI Setara Penemuan Mesin Uap!
-
Prediksi Nomor Punggung Pemain Timnas Indonesia: Emil Audero-Ole Romeny Saling Sikut?
-
Naturalisasi Emil Audero Cs Dapat Kritik Pedas, Erick Thohir Disebut Absurd
-
Cetak Sejarah, Yokohama Marinos Bangga Sandy Walsh Dipanggil ke Timnas Indonesia
Terkini
-
Jadwal Imsak untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 13 Maret 2025
-
Lapas Bontang Akui Narapidana Meninggal dengan Luka, Investigasi Berlanjut
-
Beda Pemandangan Pulau Jawa dan Kalimantan dari Atas Langit, Netizen: Yang Asli Ada Sawitnya
-
Kebijakan Baru! Golden Visa IKN Kini Bisa Diajukan dengan Investasi Mulai US$5 Juta
-
Benarkah Daus Meninggal Karena Penyakit? Keluarga Curigai Dugaan Penyiksaan di Lapas