SuaraKaltim.id - Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi salah satu daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan daerah ini adalah di sektor pertanian. Oleh karena itu Pemkab diminta membuat inovasi guna mendorong kemajuan di sektor tersebut.
Hal tersebut disuarakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutim, Yusri Yusuf. Ia menegaskan agar Pemkab memprioritaskan dukungan terhadap sektor pertanian.
Yusri menggarisbawahi pentingnya peran pertanian Kutim dalam menopang kebutuhan pangan di IKN. Menurutnya, status Kalimantan Timur sebagai IKN membawa peluang besar bagi petani setempat. Hal itu disampaikan Yusri saat di ruang kerjanya, Kamis (31/10/2024) lalu.
“Kita bisa menjadi salah satu pemasok utama pangan untuk IKN. Ini peluang ekonomi yang besar bagi masyarakat Kutim,” jelas Yusri, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Minggu (03/11/2024).
Baca Juga: Dampak IKN, Realisasi Investasi Kaltim Capai Rp 55 Triliun dalam Sembilan Bulan
Ia juga menekankan, dukungan pemerintah, terutama dalam bentuk bantuan bagi petani, akan sangat berpengaruh pada peningkatan hasil panen dan kualitas produk pertanian di Kutim.
Hal ini, lanjutnya, akan membantu petani untuk mengoptimalkan lahan dan meningkatkan produktivitas mereka.
“Masyarakat tentu sangat membutuhkan bantuan pemerintah. Dengan begitu, hasil panen dan kualitas produk mereka akan semakin baik,” katanya.
Menurutnya, kualitas hasil pertanian yang terjaga akan membuka peluang bagi petani untuk bersaing di pasar dengan produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di Kutim.
“Kualitas panen yang baik juga membuka peluang bagi petani untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Produk mereka bisa lebih mudah diterima,” paparnya.
Baca Juga: Jawab Keraguan, Prabowo Tegaskan IKN Akan Tuntas dalam 4 Tahun
Tak hanya itu, ia mendorong adanya proses hilirisasi pada hasil pertanian agar petani memiliki alternatif saat panen kurang terserap pasar. Menurutnya, hasil panen yang diolah akan memberikan nilai tambah dan potensi keuntungan lebih besar.
“Kalau hasil panen kurang laku di pasar, mereka bisa mengolahnya menjadi produk lain yang bernilai jual tinggi. Ini bisa menjadi solusi yang menguntungkan,” pungkasnya.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
5 Sepatu Lokal Mulai Rp50 Ribuan yang Wajib Dikoleksi, Modis buat Tunjang Aktivitas
-
5 Sepatu Lari Lokal Mulai Rp100 Ribuan, Tampil Stylish Bikin Olahraga Jadi Trendi
-
Demo Zero ODOL, Menko Airlangga: Semua Aspirasi Kita Tampung!
-
Gara-gara Keributan Antar Kampung, Sekolah di Mataram Ini Hanya Dapat 2 Siswa
-
PMI Manufaktur RI Anjlok, Menko Airlangga: Industriawan Lagi Pesimistis!
Terkini
-
177 Kasus Narkotika Dominasi Barang Bukti yang Dimusnahkan Kejari Kutim
-
Sambut IKN, PPU Uji Coba Kurikulum AI dan Coding di Lima Sekolah
-
6 Desain Kamar Tidur Kecil 2x2 yang Estetik, Cocok untuk Rumah Mungil!
-
Kaltim Serius Berantas Truk ODOL, Operasi Patuh Dimulai Juli 2025
-
Buka Tiap Pekan, Museum Ini Jadi Incaran Ribuan Pengunjung