SuaraKaltim.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai leptospirosis, penyakit yang kerap muncul saat musim hujan akibat bakteri Leptospira. Penyakit ini menyebar melalui urine tikus yang terinfeksi, terutama di area yang terkena genangan air.
Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin. Ia menjelaskan, bakteri dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka atau selaput lendir, seperti mata atau mulut, ketika bersentuhan dengan tanah atau air yang terkontaminasi.
Melansir dari ANTARA, saat curah hujan tinggi, genangan air menjadi tempat ideal bagi tikus untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko penularan leptospirosis. Menurut Jaya, leptospirosis sering kali sulit dikenali karena gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti demam berdarah atau flu.
Beberapa tanda utama yang harus diwaspadai meliputi demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri otot (terutama di betis), mata merah, dan menguningnya kulit serta mata.
Kelompok Rentan dan Bahaya Komplikasi
Kelompok yang memiliki risiko tinggi terkena leptospirosis mencakup petani, peternak, pekerja kebersihan, serta masyarakat yang sering terpapar lingkungan basah. Jika tidak ditangani, leptospirosis dapat memicu komplikasi serius, seperti kerusakan ginjal, hati, atau bahkan kematian.
Langkah Pencegahan di Lingkungan Basah
Untuk mencegah penyebaran, Dinkes Kaltim mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengambil langkah pencegahan, seperti:
- Menggunakan sarung tangan dan sepatu boot saat bekerja di area basah.
- Mencuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan tanah atau air.
- Menghindari berenang atau bermain di genangan air.
- Mengendalikan populasi tikus di sekitar rumah dan melindungi makanan dari kontaminasi.
Penanganan Dini Penting untuk Keselamatan
Baca Juga: Angka Kemiskinan Kaltim pada 2024 Turun 0,27 Persen, Ini 6 Faktor Utamanya
Jika masyarakat mengalami gejala seperti demam tinggi atau nyeri otot yang mencurigakan, Jaya menekankan pentingnya segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Dengan langkah pencegahan dan kewaspadaan yang lebih tinggi, risiko penyebaran leptospirosis dapat diminimalkan, khususnya di musim hujan ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
CEK FAKTA: Benarkah Ada Pendaftaran Program Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Rp 20 Triliun?
-
CEK FAKTA: Benarkah Luhut Ditetapkan Jaksa Agung sebagai Tersangka Korupsi Lahan?
-
CEK FAKTA: Klaim Wamenag Muhammad Syafii Setujui Hukuman Mati Koruptor
-
CEK FAKTA: Unggahan Soal PSI Usulkan Gibran dan Jokowi di Pilpres 2029
-
Rencana Pengerukan Mahakam Picu Perdebatan: Solusi Banjir atau Pemborosan Anggaran?