SuaraKaltim.id - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi faktor utama dalam realisasi belanja APBN di Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2024, dengan total anggaran yang terserap mencapai Rp 50,62 triliun atau 95,61 persen dari pagu sebesar Rp 52,94 triliun.
Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 43,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu disampaikan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Provinsi Kaltim, M. Syaibani, Sabtu (25/01/2025).
Ia mengungkapkan, lonjakan realisasi belanja terutama berasal dari belanja modal untuk proyek-proyek di kawasan IKN. Pembangunan yang semakin masif di Kota Nusantara menjadi faktor utama peningkatan ini, dengan berbagai proyek infrastruktur dan perumahan yang terus berjalan hingga tahun ini.
Sebagian besar anggaran belanja modal disalurkan untuk proyek strategis, termasuk kawasan IKN 1 dan 2, pembangunan infrastruktur permukiman, serta penyediaan perumahan bagi pekerja dan aparatur sipil negara di ibu kota baru.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Pentingnya Tindak Lanjut Pembangunan di IKN: Investor Diminta Serius
Selain itu, belanja barang dan jasa digunakan untuk mendukung program pendidikan tinggi dan pelatihan vokasi, serta pembangunan infrastruktur konektivitas oleh Kementerian PUPR.
Dari total alokasi APBN untuk IKN sebesar Rp 40,89 triliun, realisasi hingga akhir 2024 mencapai Rp 39,62 triliun. Sebagian besar dana ini dikelola oleh Kementerian PUPR (99,56 persen), diikuti Kementerian Perhubungan (0,24 persen), KLHK (0,16 persen), dan Polri (0,04 persen).
Namun, meski realisasi anggaran meningkat, transfer ke daerah (TKD) justru mengalami penurunan. Hingga akhir 2024, realisasi TKD ke Kaltim mencapai Rp 41,93 triliun atau 99,27 persen dari pagu yang ditetapkan.
Penurunan 19,39 persen dibanding tahun sebelumnya terjadi akibat koreksi pada Dana Bagi Hasil Pertambangan, menyusul anjloknya harga batu bara di pasar global.
Peningkatan anggaran untuk pembangunan IKN menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat proyek ibu kota baru. Namun, dampak terhadap keuangan daerah tetap perlu diperhatikan, terutama terkait ketergantungan terhadap sektor pertambangan yang masih menjadi tulang punggung perekonomian Kaltim.
Baca Juga: Menunggu Keputusan MK, Tim Rudy-Seno Rancang Akselerasi Pemerintahan Baru
Berita Terkait
-
Sewa di RANS Nusantara Capai Rp 8 Juta Per Bulan Jadi Sorotan Netizen
-
Keluhan Penjual di RANS Nusantara Hebat: Sepi dan Panas, Padahal Harga Sewa Hampir Rp100 Juta
-
AHY Sebut Prabowo Bakal Evaluasi Total Proyek Infrastruktur
-
PT TRPN Dalang Pagar Laut Bekasi Cuma Ditegur Pemprov Jabar, Lolos Denda Ganti Rugi?
-
Dinilai KPI Paling Informatif, Pemprov Kaltim Kokoh Pertahankan Posisi
Tag
Terpopuler
- Dokter Richard Lee Dikonfirmasi Mualaf, Istri Sempat Kasih Peringatan: Aku Kurang Setuju...
- Akui Tak Nyaman, Reaksi Netizen Malaysia Lihat Foto Gibran Blonde Jadi Sorotan: Baru Kali Ini Wapres Diginiin..
- Keputusan Mualaf Ditentang Keluarga, Richard Lee Tak Peduli: Saya Gak Perlu Izin Orangtua
- Diduga Sindir Desy Ratnasari Eks Pacar Irwan Mussry, Adab Maia Estianty Jadi Perbincangan
- Beda Kekayaan Ririn Dwi Ariyanti vs Jonathan Frizzy yang Lamaran
Pilihan
-
Dari Wardah Hingga Kahf: 14 Brand Kecantikan di Bawah Naungan PT Paragon Milik Nurhayati Subakat
-
Ancaman Buaya di Tengah Banjir, Disdamkartan Kutim Siaga 24 Jam
-
Nusron Wahid Copot 6 Pejabat yang Terbitkan SHGB Pagar Laut Anak Usaha PIK 2
-
KGPAA Mangkunegara X Temui Jokowi, Serahkan Undangan Penting Ini
-
Sistem Kerja Fleksibel, ASN di IKN Bisa Bekerja dari Mana Saja
Terkini
-
Ancaman Buaya di Tengah Banjir, Disdamkartan Kutim Siaga 24 Jam
-
Sistem Kerja Fleksibel, ASN di IKN Bisa Bekerja dari Mana Saja
-
Curah Hujan Masih Tinggi, Sejumlah Wilayah di Kaltim Berisiko Bencana
-
Pemkot Samarinda Perluas Jangkauan Pasar Murah untuk Stabilkan Harga Jelang Ramadan
-
Anggaran Triliunan Rupiah untuk IKN, Bagaimana Dampaknya ke Kaltim?