SuaraKaltim.id - Hampir dua pekan sudah Banjir mengempung kawasan Desa Santan Tengah, Kutai Kartanegara (Kukar). Kondisi ini diperparah dengan teror buaya yang bermunculan di area permukiman. Mirisnya, hingga kini warga belum menerima bantuan.
Pihak Desa Santan Tengah mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah. Apalagi saat malam hari, karena posisi buaya sulit ditebak dan sering berenang di sekitar pekarangan rumah.
Jaringan media ini kemudian berupaya melakukan konfirmasi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) M Ari Wibawanto soal upaya relokasi. Namun, ia mengungkapkan, kewenangan mengevakuasi predator berdarah dingin itu bukan lagi ranah BKSDA.
Kini kewenangan berada di Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPPSPL). Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2024 tentang Perubahan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Baca Juga: Ancaman Buaya di Tengah Banjir, Disdamkartan Kutim Siaga 24 Jam
"Terkait penanganan buaya, saat ini penangananya oleh BPPSPL Kalimantan Kementerian Kelautan dan Perikanan , sebagaimana diamanatkan dalam UU 23 tahun 2024 tentang perubahan UU nomor 5 tahun 1990," ucap Ari, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Jumat (31/01/2025).
Belum Ada Bantuan Pasokan Makanan
Ketinggian air di Desa Santan Tengah saat ini masih belum menunjukkan tren penurunan. Lalu, 500 Kepala Keluarga (KK) masih terdampak banjir yang terjadi lebih dari sepekan lalu.
Sekretaris Desa Santan Tengah Saiful Ardi mengatakan, sampai Jumat (31/01/2025) ini, belum ada bantuan apapun. Baik dari Pemerintah Kabupaten Kukar dan perusahaan setempat.
Diketahui banjir yang hampir selama 2 pekan merendam banjir cukup membuat masyarakat khawatir, sebab pasokan makanan semakin berkurang. Sementara untuk keluar rumah saja warga harus bertaruh nyawa sebab banyaknya buaya yang berkeliaran.
Baca Juga: Di Saat Kota Lain Terendam, Bontang Tetap Kering: Apa Rahasianya?
"Belum ada bantuan apapun. Mau keluar juga takut banyak buaya," tutur Saiful Ardi.
Sebagai informasi, dari 13 RT di wilayah tersebut hanya terdapat 2 RT yang tidak terdampak. Salah satu wilayah yang parah adalah di RT 13, warga RT di wilayah tersebut tidak bisa keluar rumah karena jalan yang menjadi akses utama tergenang banjir.
Berita Terkait
-
Banjir Surut, Penyakit Datang! Kenali 7 Ancaman Kesehatan Ini
-
Bansos PKH 2025: Cara Cek Status NIK KTP, Nominal Bantuan dan Jadwal Pencairan Uang
-
Israel Putuskan Hubungan dengan UNRWA, Tuduh Berafiliasi dengan Hamas
-
Mesir Tolak Usulan Trump untuk Pemindahan Warga Palestina
-
Banjir Rendam 6 Desa di Kapuas Tengah, Ribuan Jiwa Terdampak!
Tag
Terpopuler
- Setelah Nathan Tjoe-A-On, Giliran Shayne Pattynama Menghilang
- Tiba di Indonesia, Mantan Striker Sampdoria Jadi Asisten Patrick Kluivert?
- Tak Pernah Flexing Kekayaan, Seperti Apa Rumah Nurhayati Subakat?
- Detik-Detik Skincare Maia Estianty Kena Review Pakai Hasil Uji Lab, Doktif: Nggak Approve Tapi...
- Meninggal Dunia, Indra Bekti Ungkap Kenangan Manis Bersama Ibu Sambung
Pilihan
-
Banjir Belum Surut, Buaya Berkeliaran, Warga Desa Santan Tengah Terjebak Tanpa Bantuan
-
Sritex: Hidup Segan Karena Utang, Going Concern pun Suram!
-
Tol Layang Balikpapan-IKN Segera Dibangun, Target Rampung 2027
-
Peluang Keberlanjutan Usaha, Ini Langkah Manajemen PT Sritex
-
Pemkot Samarinda Akui Penanganan Banjir Belum Tuntas, Apa Kendalanya?
Terkini
-
Banjir Belum Surut, Buaya Berkeliaran, Warga Desa Santan Tengah Terjebak Tanpa Bantuan
-
Tol Layang Balikpapan-IKN Segera Dibangun, Target Rampung 2027
-
Pemkot Samarinda Akui Penanganan Banjir Belum Tuntas, Apa Kendalanya?
-
Banjir Melanda Kutim, Bupati Ardiansyah: Fokus pada Dampak, Bukan Status Darurat
-
Tol Nusantara Hadapi Tantangan Pendanaan, OIKN Minta Relaksasi Jadwal